Beranda Maluku Utara Fungsi Ruang Publik dari Prespektif Arsitek

Fungsi Ruang Publik dari Prespektif Arsitek

1177
0
Landmark Ternate, pesona titik nol di malam hari

TERNATE – Kota Ternate, sebagai kota layak huni harus mampu menyediakan ruang publik yang layak bagi warga. Ruang publik ini dapat menjadi tempat berinteraksi sekaligus ruang berekspresi dan menghilangkan stres bagi warga yang bermukim di kota itu.

Rosydan Arby ST, M.Eng salah satu arsitek di Kota Ternate kepada wartawan. Jumat (22/12/2017), menyatakan kehadiran ruang publik di wilayah perkotaan  sifatnya wajib.

“Sebenarnya ketergolongan wilayah perkotaan, memang menjadi suatu kewajiban untuk menghadirkan ruang publik. Alasannya, karakter kota yang baik dan manusiawi, ialah kota yang memberikan ruang publik,” ucap Rosydan.

Lanjutnya, dengan demikian tujuannya  agar masyarakat kota dengan rutinitas mereka masing-masing dapat melepaskan kepenatan sehabis bekerja. Karena ruang publik itu menjadi solusi untuk menciptakan nuansa tidak stresnya ruang kota.

Salah satu sudut landmark yang jadi favorit swafoto

“Taman, Landmark, Skatepark, itu sudah termasuk ruang publik”, jelasnya.

Tetapi yang menjadi perhatian khusus yakni, pembangunan ruang publik itu harus disadari terkait ruang publik untuk kota kita ini, sudah seharusnya didesain seefesien mungkin dengan pendekatan desain simbol-simbol ornamen lokal pada ruang tersebut, agar menjadi kekhasan yang bertujuan untuk menjadi identitias ruang publik yang tidak sama dengan kota-kota lain di Indonesia.

Landmark Ternate, dengan latar belakang Gunung Gamalama dan Kantor Walikota

Selain ruang publik yang bersifat modernis dan berkarakter, Kata dia sudah seharusnya menciptkan nuansa edukasi lewat permainan bentuk dari ruang publik tersebut. Penciptaan ruang publik secara arsitektur, sudah menjadi trend sekarang.

“Kota-kota maju di negara-negara Eropa maupun Amerika, apalagi Indonesia. Maka jangan salah, kalau ruang publik didesain secara arsitektur juga dapat menciptakan psykologis masyarakat kota yang baik dan bersih dari sampah di ruang perkotaan,” tuturnya.

Kata dia, untuk ukuran Kota Ternate sudah masuk syarat. Tetapi minim akan permainan karakter ornamen lokal. Dalam hal ini, permainan simbol-simbol kedaerahan. (HT)