Beranda Maluku Utara Titip Pesan Seorang Anak Di Hari Ibu

Titip Pesan Seorang Anak Di Hari Ibu

950
0
Danlanal Ternate, Kolonel Laut Rizaldi

(Penulis : Danlanal Ternate,
Kolonel Laut Rizaldi)

Rasanya aku tak mampu menggambarkan bagaimana profil seorang perempuan tua Jadul yang selalu ku panggil “Ibu”. Padahal aku telah dilahirkan oleh nya dengan susah payah.

Mungkin Ibuku bukan yang terhebat tapi bagiku, Ibu adalah figur terbaik yang kumiliki hingga akhir hayat kelak. Takutlah akan setiap bait doa yang kita panjatkan sepanjang waktu, tidak akan berarti dan akan terhalang dikabulkan Tuhan bila tanpa ridho dari Ibu.
Jangan terlalu serius menanggapi akan goresan kalimatku ini, karena terlalu mudah untuk dibahas ataupun sangatlah sederhana untuk diperdebatkan.

Ketahuilah, Ibuku, ibumu dan semua ibu memiliki kisahnya sendiri dan dengan caranya sendiri, dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang datang silih berganti dalam perjalanan kehidupan ini.

Sadarkah kita bahwa kasih sayang Ibu itu sepanjang jalan, tak berbatas dan tak berharap balasan ataupun meminta sanjungan maupun pujian dari kita para anaknya. Karena itu semua merupakan pekerjaan mulia para Ibu yang dikerjakan secara sadar, ikhlas dan bertanggungjawab.

Sudah sepantasnya, kita saling berbagi kisah tentang kehebatan para Ibu agar kita sadar betapa Ibu adalah Segalanya. Dahsyatnya peranan Ibu sehingga pintu syurgapun diletakkan Tuhan berada dibawah telapak kaki Ibu.
Sebagai seorang anak, kita punya banyak waktu untuk membahas berbagai pesan moral yang belum terungkap dan tersimpan rapi selama ini dalam diri seorang Ibu.

Ibu merupakan seorang wanita super dan rela menjadi apa saja demi anak-anaknya.

Seorang Ibu rela meregang nyawa diujung kematian dengan senyuman, ketika anak dilahirkan ke dunia ini bersama tangisan. Namun sebaliknya, ketika seorang beranjak dewasa justru sering menyakiti perasaannya.

Seorang Ibu rela mengorbankan segala yang dimilikinya, ketika anak terbaring tak berdaya karena sakit. Namun sebaliknya, ketika Ibu terbaring diperaduan menanti detik-detik terakhir kehidupannya, justru anak tak sempat merawat dan hanya sekadar datang membesuknya saja.

Seorang Ibu rela mencari nafkah mengumpulkan recehan, ketika anak tak memiliki biaya hidup karena belum memiliki penghasilan sendiri. Namun sebaliknya, ketika anak telah hidup mapan dan memiliki segalanya, justru anak sering menghitung-hitung besaran biaya yang telah diberikan kepadanya.

Seorang Ibu memiliki tangan bagaikan tangan malaikat bidadari syurga. Tangan Ibu selalu sigap dan cekatan ketika anak lapar disuapnya, ketika anak menangis diusapnya dan ketika badan anak kotor dibersihkannya serta ketika anak berduka dibelai dan dihibur dengan kasih sayang, serta didoakan dengan ketulusan. Namun sebaliknya, berapa kali tangan anak, mengusap air matanya, menyuap makanan ke mulutnya, membersihkan tubuhnya, apalagi membelai dan menghiburnya. Berapa banyak doa yang anak panjatkan untuknya?

Alangkah sombong dan angkuhnya aku sebagai anak selama ini. Ku ingin sejenak merenung dan membayangkan sosok Ibuku yang kini telah tiada:

Seandainya saja aku tidak pernah terlahir dari rahimmu Ibu, mungkin aku tidak akan pernah mampu bertahan berada jauh di negeri orang.

Seandainya saja aku tidak pernah merasakan air susu terbaikmu Ibu, mungkin aku tidak akan pernah mampu memikul beban berat persoalan kehidupan yang terus dan akan tetap terus menghimpitku.

Seandainya saja aku tidak pernah diajarkan olehmu Ibu tentang pelajaran kehidupan, mungkin aku tidak akan pernah tahu cara menguraikan benang merah, kemelut dan rumitnya perbedaan warna kehidupan sekarang dan kedepan.

Dan masih banyak lagi kata, “Seandainya saja…..” dari perjuangan dan pengorbanan serta pengalaman hidupmu Ibu, yang tak mampu dijelaskan secara detail. Namun yakinlah bahwa semua itu tetap tercatat dalam memori pikiran kami, anak-anakmu, sehingga menjadi panduan dan penuntun, jalan hidup kami hingga jiwa berpisah dari raga dan menutup mata.

HARI IBU, tak akan pernah tergantikan, tetap akan abadi sepanjang jaman karena Ibu yang terbaik sekarang dan untuk selamanya.

Teriring Doa Tulus Kami, Tuhan, ampuni dosa-dosa Ibu Kami. Tuhan, tempatkan ibu kami di tempat yang paling mulia. Tuhan, sayangi ibu kami, sebagaimana kasih sayangnya kepada kami ketika kami masih kecil. Tuhan, berikanlah kesempatan bagi Kami untuk berbakti dan melakukan terbaik bagi Ibu.
Kabulkanlah doa kami.