Beranda Advetorial Resmikan Tiga Pasar, Walikota Sempatkan Launching e-Retribusi

Resmikan Tiga Pasar, Walikota Sempatkan Launching e-Retribusi

959
0

TERNATE – Dalam rangka meresmikan tiga pasar yang baru selesai di bangun tepatnya di arah Barat Terminal Gamalama, Ternate Tengah  yakni pasar rakyat Hiri, pasar Gamalama Baru II, Pasar Tradisional Bahari Berkesan III, oleh Walikota Ternate Burhan Abdurahman, sekaligus walikota dua periode ini melaunching kartu elektronik retribus (e-retribus) kepada 2600 pedagang di kota Ternate.

Sebelum peresmian dilakukan terlebih dahulu walikota mengukuhkan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pedagang Seluruh Indonesia (APSI) kota Ternate, di lokasi pasar Gamalama, Kamis (8/2/2018).

Dalam sambutannya, walikota mengatakan peresmian tiga pasar yang baru dibangun di tahun 2017 lalu, sebagai walikota memberikan apresiasi terutama kepada Disperindag Kota Ternate dan pelaksana pembangunan pasar yang telah menyelesaikan, pembangunan pasar tepat waktu sesuai dengan kontraknya, dan hari ini diresmikan.

Maka secara langsung dapat difungsikan dan dimanfaatkan para para pedagang yang ada di kota Ternate. Menurutnya, beberapa waktu lalu ketika ia membuka salah acara di Duafa Center tentang pertumbuhan wirausaha di Kota Ternate, dengan tema meningkatkan daya saing, sehingga dalam kesempatan ini dapat disampaikan bahwa salah satu visi-misi Pemkot Ternate adalah menjadikan Ternate sebagai kota mandiri di bidang ekonomi.

Oleh karena itu, berbagai program yang dilakukan Pemkot Ternate untuk bisa mengembangkan para pelaku ekonomi di daerah ini, para pelaku industri kecil menengah (IKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM), karena ketika ia dilantik pada tahun 2010 maka fokus pertama yang menjadi perhatian pemerintah adalah bagaimana menyediakan fasilitas bagi pedagang dan para pembeli ketika datang di pasar.

“Kita semua tahu bahwa ketika di pasar yang kita resmikan saat ini, belum ada satupun bangunan pasar permanen yang berdiri, dan alhamdulillah hari ini cukup banyak bagunan pasar yang kita sudah bangun gedung pasar yang dibangun sejak 2010 hingga saat ini,” jelas walikota.

Burhan mengatakan, apa yang dilakukan Pemkot Ternate ini tidak lain adalah memberikan ruang dan kenyamanan bagi pelaku ekonomi dan para pedagang untuk bisa mengembangkan usahanya, untuk bisa berusaha dengan suasana yang nyaman sehingga tidak lagi kenal hujan dan panas.

Memang menuju pembangunan pasar yang memenuhi kriteria tentu melalui proses cukup lama sehingga didalam proses ini berjalan sering terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan baik para pedagang maupun para pembali maka sering para pedagang disuru harus pinda kesana dan kesini itu demi kebaikan untuk bagaimana agar fasilitas yang bangun agar segera diselesaikan.

Masih teringat dipikiran kita bahwa dulu kita memulihkan para penjualan ikan yang ada di kawasan pasar yang kita resmikan ini, kita pindahkan ke pasar Higienis, kemudian sebagian kita pindahkan percontohan.

Begitu juga pedagang yang berada di pasar Barito yang ditempati pedagang yang direlokasi dari depan pasar Higienis yang terlihat sangat kumuh dan tidak manusiawi karena ketika hujan turun mereka (pedagang) rela basa karena tidak adanya fasilitas pasar yang cukup aman.

“Alhamdulillah kita bangun bangunan pasar yang besar tapi masih banyak juga pedagang yang belum memiliki tempat berjualan, saya kurang tahu apakah bangunan pasar yang kecil atau orang lebih hari lebih tambah banyak, saya pernah bilang kalau torang timbun sampai di Jailolo pun tetap masih banyak pedagang masih berjualan di luar,” paparnya.

Dikatakan, Itulah dinamika bahwa kota Ternate sedang berkembang sebagai tanda kota Ternate sedang maju, kalau kita lihat di 5-7 tahun lalu di Ternate ini pasar di kota Ternate cuma di terminal karena waktu itu terjadi kebakaran sehingga pasar dipindahkan di Terminal Gamalama, dan sekarang sudah cukup luas, itu semua dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendukung kegiatan ekonomi di kota Ternate sebagai kota jasa dan perdagangan, maka kita perlu menyiapkan fasilitas bagus untuk para pedagang yang ada di kota Ternate karena pemerintah hanya menyiapkan pasar saja karena pasar yang pertama dibangun adalah tempat bagi penjual dan pembeli maka kita siapkan fasilitas dan sarana yang memadai sehingga orang datang maupun orang berjualan bisa merasa nyaman dan terhindar dari trik panas dan hujan.

Kemudian, lajutnya, setelah pasar sudah jadi, kita harus bekukan pelaku-pelaku usaha dan pedagang yang akan menempati pasar ini, pedagang harus dibina dan diarahkan sehingga usaha dan kegiatan produktifitas mereka ini makin hari makin berkembang.

Oleh karena banyak program yang banyak diluncurkan Disperindag maupun Dinas lain terkait, ketika pedagang sudah berkembang teruatama IKM mereka tentu memproduk hasil produktifitas mereka dari UKM, maka pemkot sudah membanguan Taranoate yang disiapkan oleh Degranasda dan BPRS tujuannya untuk menampung semua hasil daru usaha IKM yang ada dikota Ternate.

“Ada pelaku usaha IKM yang bikin garampati, ada bikin kerepek amo dan ada yang bikin bagia dan liannya, sehingga produk yang di Ternate ini kemudian ditampung, dipromosikan melalui Degranasda di swalan taranoate karena IKM itu sendiri memproduksi ketika jual ditempatnya tentunya hasilnya akan terbatas tapi ketikan telah dipasarkan, dipublikasikan dan promosikan lewat taranote maka produk itu menjadi terkenal,” ujarnya.

Walikota menambahkan, dengan tersedianya sarana dan prasarana yang kita bagunan ini, mari sama-sama saling berkordinasi, saling mengingatkan agar semua berjalan lancar, sehingga apa yang yang menjadi program pemerintah tetap lancar, apa yang menjadi cita-cita dari pada usaha IKM di kota Ternate dapat diwujudkan di masa yang akan datang.

“Satu hal yang saya sampaikan bahwa pasar ini miliki kita semua, bukan milik Disperindag tapi milik masyarakat Kota Ternate karena pasar ini dibangun dengan APBN dan APBD kota Ternate itu artinya dibangun dengan uang rakyat, karena itu mari kita sama-sama jaga dan pelihara untuk menjaga kebersihannya siapa lagi kalau bukan kita karena kita memanfaatkan, kita yang merasakan”, harapnya. (HT)