Beranda Maluku Utara Haji Bur: Jangan Mau Harga Diri Kita Digadaikan dengan Uang

Haji Bur: Jangan Mau Harga Diri Kita Digadaikan dengan Uang

1451
0

TIDORE – Calon Gubernur Maluku Utara, H Burhan Abdurahman memanfaatkan masa kampanye di zona II yang meliputi kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan dan Kabupaten Halmahera Barat.

Pada, Kamis (1/3/2018), pasangan calon nomor urut 2 menyempatkan diri bersilaturahmi dengan masyarakat di kecamatan Oba Utara kota Tidore Kepulauan provinsi Maluku Utara.

Pasangan yang memiliki tagname BUR-JADI ini, menyambangi masyarakat desa Togeme, Desa Tadupi, Desa Lola, Kelurahan Akelamo dan Kelurahan Ake Dotilou Kecamatan Oba Tengah Kota Tidore Kepulauan.

Turut mendampingi pasangan BUR-JADI, ketua DPD PBB, Ahmad Djabid, sekretaris DPD partai Demokrat, Fahri Sangadji, ketua DPC PKB kota Ternate, Muhajirin Bailussy serta pengurus partai pengusung pasangan BUR-JADI.

Dalam pidato pilitiknya, calon gubernur Maluku Utara, H Burhan Abdurahman mengatakan, niat awal untuk maju sebagai salah satu calon gubernur adalah untuk membangun Provinsi Maluku Utara ke arah yang lebih baik.

“Menjadikan Provinsi Maluku Utara setara dengan daerah-daerah lain di Indonesia, menjadikan Maluku Utara sebagai provinsi yang bermartabat, yang memiliki jati diri”, ujar Haji Bur.

Calon gubernur yang akrab disapa Haji Bur itu menyatakan, pada momentum pesta demokrasi Pilkada Maluku Utara, berbagai cara dilakukan untuk menarik simpati masyarakat, “Salah satunya dengan menggunakan money politic atau politik uang, dimana tim sukses kandidat tertentu membagi-bagian uang sebesar 50 ribu sampai 100 ribu rupiah agar masyarakat mau memilih kandidat itu,” katanya.

Masih kata Haji Bur, “Praktek-praktek ini, tentu merusak sistim demokrasi dan yang paling parah, harga diri masyarakat hanya dihargai dengan uang Rp 100 ribu, itu artinya, harga diri kita dihargai 50 sampai 100 ribu atau bahkan ada yang sampai 500 ribu. Tetapi saya yakin, masyarakat Oba lebih memilih calon pemimpin yang mau bekerja untuk menjadikan Maluku Utara lebih baik” kata Haji Bur seraya mengajak seluruh masyarakat Oba untuk menolak politik uang.

Pada kesempatan itu, Haji Bur juga menyentil soal keinginan warga Oba untuk menjadikan Sofifi sebagai daerah otonom baru, “untuk memekarkan Sofifi, itu menjadi tanggungjawab kami berdua, namun yang terpenting adalah kita siapkan dulu infrastruktur di Sofifi. Kita bangun Sofifi sebagai sebuah kota yang maju, sebuah kota memiliki identitas dan yang terpenting Pemkot Tidore ikut mendorong proses pemekaran, maka saya bersama pak Ishak Jamaludin akan memperjuangkan hak itu,” koar Haji Bur.

Untuk menetapkan sebuah daerah sebagai daerah otonom baru, kata Haji Bur, pemerintah bersama rakyat harus bersama-sama bekerja keras menyiapkan seluruh infrastruktur sebagai syarat pemekaran.

“Kita tunjukan dulu, kesiapkan infrastruktur, kita bangun pusat-pusat ekonomi, kita bangun ruko, paling tidak 3 sampai 5 tahun, kita siapkan segala persyaratan baik fisik maupun administrasi, termasuk dukungan dari Pemkot Tidore. Jika semua sudah siap, maka saya dan pak Ishak akan bersama-sama rakyat mendorong agar Sofifi menjadi daerah otonom baru,” pungkas Haji Bur. (HT)