Beranda Maluku Utara Derita Mukam Ahmad di Sudut Desa Lola

Derita Mukam Ahmad di Sudut Desa Lola

2178
0
Mukam Ahmad, saat di jenguk Haji Bur

TIDORE – Selama  delapan tahun sebagian tubuh tak dapat digerakan, terbaring kaku di lantai yang sebagiannya telah rusak. Lantai yang hanya berbahan semen itu beralas tikar kusam yang saat malam datang, dinginnya lantai menusuk tulang.

Tampak dari luar rumah berdinding papan, berukuran kurang lebih 5×7 Meter. Sebagian catnya bahkan mulai luntur karena termakan usia, hingga awalnya cat berwarna putih berubah menjadi kecoklatan.

Kejadian awalnya saat delapan tahun silam, tepatnya tahun 2010  lalu Mukam Ahmad, niatnya ingin membangun rumah, yang saat ini mereka diami, dengan mengambil bahan kayu yang ada di hutan, segala proses telah usai, kayu tinggal ditarik keluar dari hutan menuju perkampungan.

Lelah dan letih menghampirinya, panasnya mentari pada saat itu tak bisa di bendung hingga haus dan dahaga pun ia rasakan, sementara persediaan air yang ia punya, telah habis diminum dalam perjalanan.

Untuk menghilangkan rasa dahaga itu pun ia lampiaskan dengan memanjat kelapa milik kerabatnya. Ketika selesai meminta izin, ia pun langsung memanjat kelapa tersebut sampai di ujung kelapa itu, buah pertama telah dipetik dan saat itu pula ia juga ikut terjatuh dari ketinggian 15 meter.

“Sudah 8 tahun dari 2010 ceritanya bapak naik pohon kelapa. Sebelumnya mau ambe (ambil) kayu rumah, jadi  tarik pulang dari hutan,  karena haus, jadi bapak naik pohon kelapa, pas nae keatas  baru ambe satu buah langsung jatuh dari pohon kelapa yang tingginya mencapai 15 Meter,” kisah Saleha Hi Rajab dengan  mata yang berkaca-kaca.

Sejak terjatuh itulah,  Pak Mukam lumpuh. Menurut  pengakuan Saleha,istri yang setia mendampinginya,  berbagai upaya penyembuhan telah dijalani, segala upaya telah dilakukan, dari pengobatan modern hingga tradisionalpun telah dilalui, tapi hasilnya  tidak ada perubahan.

“Saya su bawa di  rumah sakit umum Ternate 22 hari,  ba uru di Gurabati  1 bulan 15 hari, kase bale di kelurahan Fitu selama 3 bulan tidak pernah ada perubahan sampai sekarang,” ujarnya dengan dialek daerah yang kental.

Saat Haji Burhan Abdurahman dan Ishak Jamaludin  melakukan kampanye di zona 2 yang meliputi kecamatan Oba Tengah tepatnya di Desa Lola  yang saat ini mereka tinggal, Haji Bur pun menyempatkan turun untuk menjenguk, keharuan sejenak menghampiri kepada semua yang datang di rumah itu.

Seketika suara keluh keluar dari mulut Mukam kepada Haji Bur dan Ishak. “Mulai dari pinggang sampe kaki tara dapa rasa, tapi bagian punggung sakit sekali pak,” keluhnya.

Sedangkan istrinya mengungkapkan ia sangat bahagia di kunjungi Walikota dua periode itu.

“Saya sangat bahagia meski kondisi kami seperti ini Pak Bur masih mau datang lia,” pungkas Saleha. (HT)