Beranda Maluku Utara Transaksi Dagang Jatim-Malut Tembus di atas 500 Miliar

Transaksi Dagang Jatim-Malut Tembus di atas 500 Miliar

565
0

TERNATE – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa timur (Jatim), Disperindag Maluku Utara ( Malut) dan Bank Indonesia (BI) Ternate datangkan perusahaan  dan 29 pengusaha dari Jatim serta sebanyak 50 pengusaha asli Malut untuk adakan sesi perdagangan Jumat (21/12/2018) di ruang Aula BI.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh pengusaha kopra Haji Daeng Barang. Amatan wartawan media ini, yang menarik, permintaan sejumlah pengusaha Jatim terutama komoditi jahe merah, kayu manis, jagung dalam jumlah besar, berkisar ratusan ton per bulan ternyata tidak disanggupi oleh pengusaha Malut. Padahal ini peluang bagi petani Malut untuk menggerakkan potensi ekonominya.

Menurut kadis Perindag Jatim, “Walaupun sesi perdagangan hanya berlangsung 4 jam, 20 komuditi produk unggulan Malut, hasil transaksi yang dicapai tembus di atas Rp. 525.383.000.000, capaian ini melebihi transaksi Jatim – Sulsel yang hanya 150 miliar,” kata Kadisperindag Malut Asrul Gailea usai sesi perdagangan.

Asrul menambahkan, Kegiatan misi dagang ini atas kerjasama dari Disperindag Jatim, Disperindag Malut dan Bank BI serta salah satu pengusaha yang juga pemilik Muara Mall merasa bahagia dengan Misi Dagang ini, sebab selama ini Muara hanya membeli barang kebutuhannya di Ternate.

“Ternyata tadi saya langsung ketemu mereka dari Jawa Timur sehingga saya langsung transaksi dengan mereka,” kata salah satu pengusaha yang dikutip Asrul.

Asrul berharap, yang jelas misi dagang yang dilakukan saat ini merupakan upaya mendorong transaksi perdagangan yang terus meningkat dan berharap misi dagan ini bisa menjadi sinergi antara kedua provinsi.

Sementara itu, menurut mantan  Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Kieraha, Sidik Dero Siokona yang juga hadir dalam dari kegiatan tersebut, mengatakan bahwa hasil komoditi unggulan di Malut memang luar biasa.

“Banyaknya terutama hasil perkebunan, pertanian, kelautan dan lainnya, hanya saja belum dikelola secara maksimal dan
meningkatkan kualitas hasil produk agar kedepan bisa lebih baik,” ucap Sidik. (Ogan)