Beranda Maluku Utara Warga Desa Wewemo dan Gosoma Masih Bertahan di Lokasi Pengungsian

Warga Desa Wewemo dan Gosoma Masih Bertahan di Lokasi Pengungsian

890
0
Warga dua desa yang masih berada di lokasi pengungsian

MOROTAI – Pasca gempa bumi berkekuatan 5,3 SR yang menguncang Kabupaten Pulau Morotai Kamis (7/2) lalu, meski tidak berpotensi tsunami, namun saat ini warga desa Wewemo dan desa Gosoma Maluku Kecamatan Morotai Timur (Mortim), masih bertahan di tenda-tenda pengungsian yang terbuat dari terpal.

Amatan media ini, Minggu (10/2), lokasi pengungsian yang tak jauh dari pemukiman warga ke dua desa tersebut, terdapat tenda yang didirikan oleh puluhan warga yang mengungsi. Sebanyak 19 tenda didirikan warga, untuk tidur di malam hari.

Warga belum juga kembali ke rumahnya masing-masing, karena di malam hari mereka memilih tidur di tenda. Sementara siang hari, warga kembali ke desa untuk beraktifitas.

Salah satu warga desa Gosoma Maluku kecamatan Mortim, Julham Ube mengungkapkan, ”Kami takut adanya gempa susulan sehingga kami warga disini masih memilih untuk mengungsi di perbukitan, saat ini kami masih menggunakan tenda yang terbuat dari terpal, dan kami sangat membutuhkan bantuan berupa makanan, selimut, air bersih dan tenda. Karena Plt Kades ke dua desa tersebut pasca terjadinya gempa itu sampai saat ini mereka belum juga muncul untuk melihat kondisi warganya,” keluh Julham, kepada wartawan.

Dirinya lantas berharap kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Pulau Morotai, agar segera turun dan melihat kondisi warga ke dua desa tesebut, sehingga bisa memberikan sejumlah bantuan. “Bantuan berupa terpal, selimut, makanan, dan obat-obatan,” harapannya.

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu warga desa Wewemo, Jainudin Marsaoli menyatakan, ”Walapun gempa bumi tidak sekuat yang terjadi pada Kamis malam itu, tetapi kami tetap masih bertahan di lokasi pengungsian. Alasan kami masih bertahan di tenda pengungsian ini karena kami takutkan terjadi gempa susulan,” ucapnya.

Saat ditanya kapan mereka kembali ke desa masing-masing, dirinya lantas mengatakan bahwa, Kalau yang lain (warga) mau kembali ke desa silakan saja mereka kembali, namun dirinya bersama keluarganya tetap bertahan di lokasi pengungsian, “Sampai waktu yang tidak bisa ditentukan,” tandasnya.

Sementara, Kepala BPBD Pulau Morotai, Dalik Gafur, saat dikonfirmasi media ini mengatakan, ”Kaitan dengan penanganan para pengungsian gempa bumi 5,3 SR yang terjadi sejak Kamis tanggal 7 Februari tahun 2019, itu setelah rapat koordinasi dengan sejumlah instansi terkait yang akan di gelar pada besok baru diitindaklanjuti,” katanya.

Dijelaskan, ”Memang untuk bantuannya saat ini kami belum berikan kepada para pengungsian. Pasalnya, kami masih menunggu hasil rapat validasi data. Jadi saat ini kami belum bisa pastikan sejumlah bantuan yang akan diberikan itu apa-apa saja, karena masih menunggu hasil rapat, dan data yang diambil oleh tim kami terhadap warga yang mengungsi itu harus betul-betul akurat. Karena dalam pendataan itu kami akan mengambil mulai dari jumlah kepala keluarga (KK) sampai dengan jumlah jiwa,” terangnya.

Dia menambahkan, ”Gempa bumi yang menguncang Pulau Morotai mulai dari tanggal 7 sampai hari ini,  kami belum pasti berapa kali, karena kami harus berkordinasi dengan pihak BMKG. Namun kata Gafur, walapun gempa tidak berpotensi tsunami, tetapi kami (BPBD) setempat terus turun ke lokasi dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang saat ini masih berada di lokasi pengungsian, sehingga mereka bisa kembali ke rumahnya masing-masing,” tandasnya. (Ical)