GN-Ternate, Paska Terjadinya pengeboman di depan Gereja Oikumene di Jl Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Lo Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, (13/11) pekan kemarin, Polda Maluku Utara melakukan penjagaan ketat di rumah-rumah ibadah seperti Masjid, Gereja dan Klenteng, serta Wihara.
Kapolda Maluku Utara, Brigjen Pol Tugas Dwi Apriyanto saat di wawancara para awak media usai menggelar apel Operasi Zebra mengatakan, untuk menjaga kewaspadaan, dirinya sudah menempatkan anggota polisi yang berpakaian preman di sejumlah rumah ibadah di Kota Ternate, seperti Mesjid, Gereja, Klenteng dan Wihara.
“Penjagaan kewaspadaan ini tidak hanya dilakukan oleh Polri saja tetapi justru harus dilakukan dari internal tempat-tempat ibadah yang harus lebih aktif melakukan penjagaan, apabila melihat orang yang mencurigakan maka segera lapor ke pihak kepolisian”, tegas Kapolda.
“Maka dari itu mari kita rawat kebhinekaan kita, Indonesia tanpa Islam bukan Indonesia, Indonesia tanpa Katolik bukan Indonesia, Indonesia tanpa Protestan bukan Indonesia, tanpa Budha bukan Indonesia, tanpa Konghucu bukan Indonesia, kapolda juga mengibaratkan pelangi jika hanya satu warna bukanlah pelangi, mari kita jaga kebhinakaan ini, karena makna Bhineka Tunggal Ika itu berbeda-beda tetapi tetap satu”, tutup Kapolda.(HI)