Beranda Hukrim Insiden Pemukulan Wasit Warnai Piala Walikota Ternate

Insiden Pemukulan Wasit Warnai Piala Walikota Ternate

806
0
Korban, Ishak Ibrahim salah satu wasit yang memimpin pertandingan piala walikota Ternate

GN, Ternate – Ishak Ibrahim salah satu wasit yang memimpin pertandingan piala walikota Ternate, diduga menjadi korban pemukulan pemain dan official PS Banteng. Akibat insiden ini Ishak Ibrahim mengalami luka robek di kepala dan dipelipis kiri.

Insiden ini bermula saat PS Banteng Kelurahan Santiong berlaga melawan PS Puma Kelurahan Dufa-dufa, pada Minggu (25/16) kemarin di lapangan gelora Kieraha Ternate. Ishak Ibrahim dipercaya menjadi wasit dalam laga tersebut. Korban diduga menganulir gol dari PS Banteng yang dicetak oleh Rahmat Rifai, karena dianggap pelanggaran.

Tidak terima dengan keputusan wasit, salah satu official PS Banteng, Jainul Andi Aco masuk kedalam lapangan melakukan protes. Namun upaya ini berakhir dengan pemukulan terhadap korban Ishak Ibrahim. Selain Jainul, diduga juga tiga orang pemain cadangan PS Banteng, yakni Adi Soleman nomor punggung 14, Riki nomor penggung 13 dan kiper cadangan  atas nama Zainudin nomor punggung 20. masuk kedalam lapangan turut membantu melakukan penganiayaan terhadap korban.

Akibat insiden ini, Ishak Ibrahim mengalami luka sobek di kepala dan pelipis kiri. Luka sobek di kepala mendapat 12 jahitan, sementara luka dipelipis kiri mendapat 9 jahitan, yakni 3 jahitan dalam dan 6 jahitan luar.

Keluarga Ishak Ibrahim, tidak terima dengan pemukulan yang diduga dilakukan sejumlah pemain PS Banteng, langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Mapolres Ternate.

Melalui kuasa hukumnya, Sarman Saroden, SH kepada wartawan Gamalamanews.com menegaskan agar Polres Ternate menyeriusi kasus penganiyaan yang dilakukan oleh official dan pemain PS Banteng.

“Insiden ini sudah sangat jelas, pelaku yang melakukan penganiayaan sudah diketahui. Oleh karena itu kami meminta kepada polres secara tegas untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku. Karena dikawatirkan para pelaku ini melarikan diri atau menghilangkan barang bukti,” ujarnya mewanti-wanti.

Saroden menambahkan, pihak panitia juga harus serius terhadap insiden ini dan mengusut tuntas masalah ini. “Kami melihat insiden pemukulan ini pihak penyelanggara terkesan tidak serius menanggapinya. Sebab pembiayaan dirumah sakit pun ditanggaung oleh pihak korban sendiri. Kami sangat sesalkan masalah ini karena ada proses pembiaran,” tegasnya mengakhiri.(*)