GN, Weda – Nilai-nilai kearifan lokal, kesenian dan budaya Fagogoru harus terus dilestarikan. Melalui itu, kita dapat melihat jati diri dan menjadi kebanggaan kita sebagai anak-anak negeri Fagogoru dan sebagai bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.
Hal ini dikatakan, Hj. Muttiara T. Yasin saat membuka acara “Pentas Seni Budaya dan Malam Lepas Sambut Tahun 2016-2017” di Desa Sagea-Kya, Sabtu (31/12).
Menurutnya, kegiatan bertemakan “Merajut kebersamaan dalam menggali potensi dan mengembangkan kreatifitas seni budaya Fagogoru” yang diinisiatorinya adalah sebagai wujud implementasi dari visi-misi Muttiara-Kabir, Halteng menuju cita berdikari yang diwujudkan dalam sembilan program prioritas, yakni salah satunya adalah menumbuhkan budaya lokal (Fagogoru) sebagai identitas dan jati diri Halmahera Tengah.
Lebih lanjut Muttiara mengungkapkan, pementasan seni budaya ini adalah wujud penghargaan dan kecintaan terhadap budaya warisan leluhur dan juga sebagai cara membangkitkan kembali khasanah seni budaya yang ada di Halmahera Tengah.
Oleh sebab itu, ia berharap para seniman, budayawan, cendekiawan, usahawan dan seluruh lapisan masyarakat agar lebih pro-aktif dalam memprakarsai sekaligus menyokong upaya-upaya pengembangan seni budaya, dengan cara meningkatkan frekuensi kegiatan pentas seni budaya, mengemasnya dalam bentuk yang lebih kreatif dan menarik sekaligus mempromosikannya kepada khalayak.
“Ini adalah bentuk kesadaran untuk terus menjaga, mengembangkan dan melestarikan seni budaya daerah, yang pada hakikatnya bukan menjadi tanggung jawab pemerintah saja akan tetapi adalah tanggung jawab kita bersama, baik para pelaku seni, budayawan dan seluruh lapisan masyarakat,” ujar Muttiara.
Karenanya ia berharap, dalam pementasan seni budaya yang diprakarsainya ini bisa menjadi salah satu sarana untuk memotivasi para pelaku seni untuk terus berkreasi dan berkarya. Juga sekaligus menjadikannya sebagai bagian menjalin kebersamaan dan toleransi sehingga terwujudnya kehidupan yang lebih harmonis dalam bingkai negara kesatuan Indonesia. (*)