Beranda Maluku Utara Mengenal Sosok Pahlawan di Mata Uang Rp. 10.000 Yang di Asingkan Ke...

Mengenal Sosok Pahlawan di Mata Uang Rp. 10.000 Yang di Asingkan Ke Ternate

2489
0

TERNATE – Hidup di zaman kolonialisme tentu saja harus punya mental sekuat baja, karena yang melawan penguasa pasti diasingkan atau malah dibinasakan. Salah satu pahlawan yang diasingkan di abadikan di pecahan uang Rp 10.000 tahun emisi 2016.

Dia adalah Sultan Mahmud Badarudin II, memiliki nama kecil Raden Hasan Pangeran Ratu. Dia yang menjadi pemimpin Kesultanan Palembang-Darussalam selama dua periode, yakni tahun 1803-1813 dan 1818-1821. Ia menggantikan posisi ayahnya yang memimpin pada 1776-1803.

Pada masa kepemimpinannya, Sultan Mahmud Badarudin II berulang kali memimpin pertempuran  dan berada di garis depan melawan Inggris dan Belanda. Ia sangat dihormati dan disegani oleh dua penjajah  raksasa asal Eropa tersebut. Bahkan, Thomas Stamford Raffles menyebutnya sebagai pangeran Melayu terkaya, karena gudangnya penuh dengan emas.

Pada tanggal 14 September 1811, terjadi pembantaian di loji milik Belanda. Kemudian Belanda menuduh Inggris dalangnya, namun Inggris melemparkan tuduhan pada Mahmud Badarudin II sebagai pelaku pembantaian itu.

Atas alasan tersebut, Inggris menghukum pria kelahiran Palembang 1767 itu dengan mengirim pasukan dan berhasil menguasai Palembang. Lalu Inggris menjadikan Adipati, adik dari Mahmud Badarudin II sebagai penguasa boneka.

Sultan Mahmud Badarudin II dan sebagian keluarganya kemudian ditangkap dan diasingkan ke  Wilayah Timur Indonesia, tepatnya di Pulau Ternate Hingga akhir hayatnya, 26 September 1852. Sultan besar itu di semayamkan bersama keluarga dan orang terdekatnya yang turut serta dalam pengasingan tersebut, di tempat peristirahatan terakhir, areal Pekuburan Islam, Kelurahan Santiong, Ternate Tengah.

Sebagian keluarga Beliau yang tidak mau ditangkap, kemudian mengasingkan diri ke daerah Marga Sembilan yang dikenal sekarang sebagai Kabupaten Ogan Komering Ilir dan berasimilasi dengan penduduk. (HARI)