TERNATE – Isu nasional yang sering dimainkan oleh oknum-oknum tertentu, bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengusung calonnya menghadapi pilgub 2018, kader diluar partai PDIP. Maka untuk menghilangkan stigma itu, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP sengaja mengusung Abdul Gani Kasuba dengan pasangannya M. Ali Yasin (AGK-YA) sebagai kandidat mereka dalam pertarungan memperebutkan kursi nomor satu di Malut.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Dewan Pimpinan Daerah DPD PDIP Malut Muhammad Senen kepada wartawan. Minggu (7/1/2017), bahwa keputusan DPP PDIP dari Megawati Soekarno Putri itu sudah jelas, Megawati memutuskan keputusan partai ini mengarah pada paslon gubernur dan wakil gubernur AGK-YA itu dengan berbagai pertimbangan.
“Karena isu Nasional sekarang selalu digemborkan bahwa PDIP itu identik dengan partai terlarang dan PDIP tidak akan mengusung calon PDIP yang diluar kader jadi seorang kiai seperti AGK, jadi ini kita buktikan kepada publik Malut bahkan di Republik ini bahwa PDIP adalah partai Nasionalis, siapa saja dianggap layak dan diberikan rekomendasi,” ujarnya.
Lanjutnya, dari beberapa pertimbangan tadi Megawati akhirnya mengeluarkan rekomendasi ke AGK-YA, memang dinamika belakangan mungkin ada bahasa-bahasa mungkin termasuk sayapun sebagai Ketua DPD tidak akan mungkin rekomendasi ini ke ustad kalau koalisinya dengan PKS.
“Tapi kemudian kenyataannya jadi lain, karena memang Megawati pandangannya lain bahwa Provinsi Malut, daerah kerajaan ini harus dipimpin oleh seorang kiai, dan memang selama ini figur ini dicari oleh PDIP, baru di 2018 ini baru kena figur PDIP adalah AGK,” tutup pria yang kerap disapa Ama Erik itu. (HT)
