TERNATE – Tercatat pada awal tahun 2018 sebanyak Rp 10,5 miliar bea keluar terjadi pada bulan Januari oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Ternate.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) KPPBC Tipe Madya Pabean Ternate, Soma Baskoro mengaku, ekspor nikel di Malut sudah dilakukan melalui tambang Antam yang ada di Buli dan Pulau Gebe. “Realisasi nilai ekspor sampai dengan tanggal 18 Januari 2018, komoditi nikel ore dengan berat net 313.766 ton, nilai FOB 9.227.965 US $, dgn nilai Bea Keluar 10,5 miliar rupiah tepatnya 10.532.326.000,” saat menyampaikan data pada wartawan media ini, Jumat (19/1/2018).
Penyumbang ekspor terbesar di Malut ada pada dua daerah yakni Halmahera Timur dan Halmahera Tengah, dengan tujuan ekspor ke negara Cina. “Dari Buli, Antam sama pulau Gebe Fajar Bakti yang telah melakukan ekspor pada Januari ini,” singkatnya.
Menurut Soma, penambahan ekspor masih dilakukan hingga akhir bulan Januari nantinya, karena berdasarkan data yang diterima nanti hingga pada akhir bulan Januari, namun lanjut Soma, kisaran berapa banyak, belum bisa dipastikan karena kita harus berbicara berdasarkan data yang diperoleh. “Penambahan belum tahu pastinya, karena masih ada kapal yang sandar untuk muat ekspor saat ini,” akunya.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan Bulan Desember maka sudah pasti Desember masih tinggi, karena Januari belum masuk semua, “Masih besar bulan Desember dengan total bea keluar Desember sebesar Rp 22,5 milyar,” tutup Soma. (HT)