Beranda Maluku Utara Kenaikan BBM Akan Berdampak Inflasi di Malut

Kenaikan BBM Akan Berdampak Inflasi di Malut

960
0
Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Malut, Dwi Tugas Waluyanto

TERNATE – Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 200, secara tidak langsung berdampak pada  biaya transportasi dan biaya produk barang, hal ini diakui oleh kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku Utara (Malut) Dwi Tugas Waluyanto.

“Kenaikan BBM akan berdampak pada kenaikan biaya transportasi dan biaya produksi barang. Kenaikan biaya transportasi dapat menurunkan daya beli masyarakat, yang berarti menimbulkan inflasi,” ungkap Dwi Minggu (1/4/2018).

Ia juga mengaku, demikian juga, kenaikan biaya produksi akan mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat. “Sebagai contoh, jika bbm naik maka para nelayan memerlukan biaya lebih untuk membeli bensin atau solar ketika akan melaut. Untuk menutup kenaikan bbm tersebut para nelayan akan menaikkan harga jual ikan tangkapannya. Maka akan kembali pengaruhnya ke inflasi dari komoditi ikan,” jelasnya

Menurutnya, sudah pasti kenaikan BBM pengarusnya sangat beras terhadap konsumsi masyarakat, maupun transportasi dan hal ini bakal sangat terasa. Dan perekonomian kita bakal perpengaruh.

“Jika konsumsi masyarakat menurun maka pertumbuhan ekonomi kita juga dapat terpengaruh, karena salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi masyarakat,” tuturnya.

Ia mengaku, kenaikan BBM yang dari lakukan pemerintah telah dipikirkan, karena Indonesia merupakan negara impor,dan kenaikan BBM juga dipengaruhi harga minyak dunia.

Seharusnya negara harus memikirkan inovasi baru pengganti minyak agak masyarakat tidak tergantung dengan minyak. “Harus disadari Indonesia saat ini merupakan negara importir minyak. Kenaikan bbm yang terjadi saat ini disebabkan oleh naiknya harga minyak bumi dunia,” jelasnya.

Sambungnya, “Pemerintah kita sudah memutuskan untuk mengurangi subsidi minyak, tujuannya untuk memiliki anggaran yang cukup untuk pembangunan. Seharusnya ini harus kita dukung. Pembangunan infrastruktur memang harus digenjot, yang artinya negara harus memiliki pengganti kebutuhan minya, sehingga tidak tergantung dengan barang impor”.

Ia juga mengatakan, “Untuk Maluku Utara, menurut saya harus mulai dilakukan konversi dari minyak ke gas. Sehingga ketergantungan masyarakat kita pada minyak berkurang,” harapnya.

Menurutnya, Seperti diketahui cadangan gas bumi Indonesia sangat melimpah.

“Jadi, kenaikan bbm secara langsung berpengaruh besar ke tekanan inflasi yang selanjutnya dapat menekan laju pertumbuhan ekonomi,” tutupnya.  (HT)