JAILOLO – Pelatihan duta relawan dalam rangka pengawasan partisipatif pemilu pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara tahun 2018 yang bertempat di Villa Gaba kecamatan Jailolo pada Rabu (18/4/2018).
Ketua panitia Rani Sadek dalam sambutannya mengatakan, bahwa untuk menumbuhkan kembali kesadaran positif terhadap pentingnya Pemilu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Pada akhirnya relawan yang ada ini dapat menggerakkan hati masyarakat di tempat mereka berada, agar mau mengunakan hak pilihnya dengan bijaksana serta penuh rasa tanggung jawab sehingga partisipatif pemilih dan kualitas pemilih dapat berjalan lebih baik dibandingkan dengan Pemilu sebelumnya”, ujarnya.
Ketua Panwaslu Halbar Aknosius Datang, dalam sambutannya mengatakan bahwa, kegiatan Ini adalah salah satu dari 7 program Bawaslu untuk bagaimana menggerakkan seluruh warga pemilih khususnya pemilih pemula untuk hadir bersama dalam pengawasan Pemilu.
“Karena keterbatasan personil pengawasan mulai dari pusat sampai dengan kabupaten kota dan kecamatan, maka kami berharap melalui pelatihan ini teman-teman Duta Relawan bisa menjadi mitra kami untuk sama-sama mengawasi setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu”, cetus ketua Bawaslu Halbar.
Terpisah, Ketua Bawaslu Malut Muksin Amrin mengatakan, tujuan program pengawasan persitipatif ini dicanangkan Bawaslu RI dengan nama pengawasan gerakan parsipatif (Gempar) ini tidak lain dari Bawaslu bersama rakyat awasi Pemilu bersama rakyat kita tegakkan keadilan Pemilu.
“Jadi pengawasan Pemilu tidak sendiri sebetulnya, kita juga butuh telinga dan mata dari publik dan masyarakat sekalian yang masih muda-muda, misalkan para mahasiswa, sehingga kita gerakkan mahasiswa sebagai duta relawan pemilu dalam rangka melaporkan kejadian-kejadian yang terjadi di lapangan karena tidak semua problem pemilu itu dilihat langsung Bawaslu”, ungkapnya.
Lanjut Muksin, “Memang tenaga pengawasan Pemilu sangat terbatas karena di Panwas kecamatan hanya 3 orang dan untuk desa hanya 1 orang”, jelasnya.
Sementara Bawaslu menghadapi dua hal, yakni ada konstitusi dari peserta Pemilu dan dari masyarakat, keduanya tipikal dan metodologi kampanye berbeda -beda sehingga butuh anak muda, jika menemukan kejadian-kejadian aneh terjadi dilapangan segera laporkan dan informasikan.
“Sebab berdasarkan hasil evaluasi kami terjadi di lapangan yakni di desa tertentu dan kelurahan tertentu banyak tidak dilaporkan, nantinya Panwas akan diolok-olok di kemudian hari, dan masyarakat akan bertanya nanti orang Panwas ada dimana, namun kalau kejadian yang dilihat langsung segera dilaporkan dan sebagai bahan informasikan”, tambah ketua Banwaslu Malut.
Dlam acara tersebut, dilakukan diskusi tanya jawab yang dipandu langsung Kordiv PHL Banwaslu Halbar Mahammadun Hi Adam dan menjadi pembicara yakni Ketua Banwaslu Malut Muksin Amrin.
Turut hadir dalam pelatihan yakni ketua Bawaslu Malut Muksin Amrin SH,MH,
Kordiv Hukum Bawaslu Malut Irwanto Jurumudi SH, Ketua Benwaslu Halbar Aknosius Datang S.pd, Kordiv Pengawasan dan Hubingan Antar Lembaga Halbar Muhammadun Hi Adam S.IP, Kordiv Hukum, Penanganan dan Penindakan Miftahudin Yusup SH, OKP dan para Mahasiswa. (UK)