TIDORE KEPULAUAN – Air Belanda, begitulah sebutan masyarakat di lingkungan Tokici, kelurahan Jiko Cobo, kecamatan Tidore Timur, kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara atas keberadaan mata air yang unik di dusun mereka.
Terbilang unik, sebab bila diminum, air yang keluar dari sela-sela bebatuan vulkanik ini rasanya menyerupai minuman bersoda. Tak hanya itu, keunikan lain dari air Belanda yakni dipercaya oleh warga sekitar dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit kulit dan mata.
Sebutan untuk Air Belanda sendiri tidak diketahui dengan pasti siapa yang memberikan penamaan tersebut. Namun oleh warga, disebut air belanda karena saat tubuh direndamkan ke dalamnya, maka seluruh tubuh dipenuhi dengan gelembung kecil seukuran pori-pori kulit berwarna putih serta dapat membuat bulu roma berdiri rapi.
Selain penamaan, keberadaan mata air Belanda pun tidak diketahui siapa yang menemukannya, sebab Air Belanda diperkirakan sudah ada sejak lama di dusun tersebut. Hanya saja tidak terpublikasikan secara luas.
“Tidak tahu jelas sapa yang kase nama. Cuman anak-anak disini jaga bilang air Belanda atau disebut juga air sprite karena rasanya menyerupai minuman sprite. Dulu ada warga Belanda satu tinggalnya di Kalaodi, dia sering ke sini untuk mandi air itu,” kata Ali Gula (30) warga dusun Tokici kepada media ini, Jumat (04/05) kemarin.
Ali juga mengatakan, air itu pernah diambil sampelnya oleh sekelompok tim yang turun untuk meneliti air panas di Tidore, namun hingga kini tidak diketahui secara pasti hasil penelitiannya. “Pernah beberapa tahun ada tim yang turun teliti air panas di Tidore, mungkin ngoni (kami-red) pernah dengar? Dan mereka pun ambil contoh dari air Belanda juga, tapi sampe sekarang hasil penelitiannya tidak tahu bagaimana,” ceritanya.
Selain dinamai air Belanda oleh warga dusun Tokici, air itu juga diberi nama Ake Kofi oleh warga di kelurahan Jiko Cobo, sampai-sampai ada satu dusun yang diberi nama dusun Ake Kofi. Meski begitu, air itu masih berada di wilayah administrasi dusun Tokici, tutur Ali melanjutkan.
Lokasi mata air Belanda itu tepat berada di garis pantai, diantara bebatuan vulkanik dibawah rindangnya pohon waringin (beringin-red). Keberadaannya berbentuk kolam dengan luas sekitar 3×3 meter dengan kedalaman sekitar 30 hingga 40 sentimeter. Namun sayang di sekitaran air Belanda tak ada pasir sehingga keberadaannya nyaris hilang saat air pasang dan muncul kembali bila air laut surut.
Saat ini, air yang membuat penasaran itu belum dijadikan sebagai tempat tujuan wisata oleh pemerintah. Sehingga tak banyak yang tau akan keberadaan air tersebut. Namun demikian, oleh pemerintah desa, keberadaan air itu bakal dibersikan guna dijadikan sebagai destinasi wisata baru di kota Tidore Kepulauan.
“Kami akan membersikan untuk dijadikan destinasi wisata di Jiko Cobo, apalagi keberadaan air inikan terbilang unik. Karena selain rasanya seperti minuman bersoda, Ake Kofi atau Air Belanda ini juga dipercaya memiliki khasiat mengobati sejumlah penyakit kulit termasuk sakit mata,” tutur Kepala kelurahan Jiko Cobo, Yakub Taroka saat ditemui di ruang kerjanya pada hari yang sama.
Katanya pula, bila air tersebut diambil untuk dibawa pulang, maka rasa unik dari air itu tidak bertahan lama. Namun bila diambil dan diisi kebotol lalu ditutup rapat hingga sehari, maka rasanya mungkin masih seperti sprite, ujar Yakub.
Walau belum menjadi destinasi wisata, tentunya keberadaan air Belanda pasti membuat penasaran bagi sebagian orang. Olehnya itu, bagi anda yang ingin berkunjung dan mencicipi sendiri air Belanda dengan rasa bersoda tersebut, maka anda harus datang disaat air laut sedang surut, karena saat itu merupakan moment tepat bagi anda untuk dapat merasakan air dengan rasa seperti sperite tersebut.
Agar menjadi rujukan, untuk menuju ke lokasi tersebut sangatlah mudah, dimana dari jalan raya menuju ke sumber air Belanda hanya berjarak kurang lebih 40 meter.
Namun, bagi anda yang berasal dari luar pulau Tidore tidak sulit untuk ke tempat air yang membuat penasaran itu, sebab dari Ternate anda dapat menaiki transportasi laut berupa motor kayu dengan jarak tempuh kurang lebih 30 menit dari pelabuhan perikanan Gamalama ke pelabuhan Tokici dengan biaya Rp 5.000 rupiah per orang. Dan dari pelabuhan Tokici anda tinggal berjalan kaki menuju ke sumber air Belanda dengan jarak kurang lebih 60 meter.
Sedangkan bagi anda yang memakai jasa transportasi laut Bastiong – Rum, baik speed boat, motor kayu, atau pun kapal ferry, maka anda harus berkendaraan dari Rum menuju ke lokasi air Belanda diperkirakan sekitar 56 menit.
Tiba di lokasi, hal pertama yang akan menyambut anda adalah suara air Belanda seperti mendidih karena panas. Namun bukan karena suara air yang panas, tetapi suara yang berasal dari gelembung air Belanda saat memecah ke permukaan.
Bagimana! Anda tertarik untuk berkunjung?
Laporan Reporter : Diman S