TIDORE KEPULAUAN – Menyambut Bulan Suci Ramadan 1439 H yang jatuh pada tanggal 17 Mei 2018, Walikota Tidore Kepulauan Capt. H. Ali Ibrahim didampingi Sekertaris Daerah (Sekod) Ir. H. M. Thamrin Fabanyo, Danramil 1505-01/Kota Tidore Mayor Inf Ahlidin, bersama sejumlah pimpinan SKPD terkait melakukan peninjauan terhadap beberapa harga bahan kebutuhan pokok di pasar Sarimalaha dan Gosalaha Goto, Rabu (16/5/018).
Dalam peninjauan itu, Walikota Ali Ibrahim berbincang langsung dengan sejumlah pedagang dan para pembeli sekaligus mengetahui keluhan apa saja yang disampaikan oleh pedagang maupun pembeli.
Dari hasil tinjauan, didapati adanya kenaikan sejumlah bahan pokok, diantaranya daging ayam baik ayam potong maupun ayam kampung. Dimana, daging ayam potong sebelumnya dengan harga Rp 55.000 naik Rp 5.000 menjadi Rp 60.000. Sementara daging ayam kampung Rp 160.000. Begitu juga dengan telur ayam ras, mengalami kenaikan Rp 1000/butir dari harga normal. Selain daging ayam dan telur, harga ikan pun tercatat mengalami kenaikan dari harga normalnya. Untuk barito (bawang rica tomat) juga mengalami sedikit kenaikan harga. Sementara harga beras, gula pasir dan minyak goreng masih pada harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah kota, yakni beras premium Rp 13.600/kg, beras medium Rp 10.250/kg, gula pasir Rp 13.000/kg, dan minyak goreng Rp 11.500/kg.
Diketahui, sejumlah barang yang terpantau mengalami kenaikan itu, disebabkan karena stok barang yang tersedia di kota Tidore telah habis dan harus diambil dari kota Ternate, hingga menyebabkan terjadinya loncatan harga dari setiap bahan tersebut. Walaupun begitu, diakui stok barang tetap aman selama Ramadhan.
Walikota Ali Ibrahim setelah meninjau harga bahan pokok, kepada sejumlah awak media di lokasi pasar Gosalaha Goto, mengatakan bahwa, sesuai dengan kunjungan bersamanya dengan rekan-rekan pers, Sekod, dan sejumlah SKPD, dirinya telah melihat stok barang mendasar tersebut.
“Sesuai dengan kunjungan bersama, kami telah melihat stok dan ternyata ada kenaikan sedikit. Saya hitung-hitung ada yang satu persen dan ada yang stabil. Saya tanya juga kenapa harganya naik. Ini karena sebagaian diambil dari Ternate, karena keterbatasan stok yang ada di Tidore sehingga didatangkan dari Ternate,” kata Ali Ibrahim.
Disamping itu, Walikota juga mengatakan, terkait dengan kenaikan harga ikan yang siknifikan hingga 30%. Terkendala dengan stok ikan yang kurang serta adanya kerusakan mesin pada dua pabrik es. Olehnya itu, dirinya bakal memanggil pihak BUMD, pengusaha ikan, dan pemilik kapal ikan untuk melakukan rapat bersama dengannya di kantor Walikota pada Jumat, 18 Mei 2018.
Termasuk memberikan suntikan anggaran lebih kepada BUMD menjadi penyublai ikan untuk para pedagang ikan di pasar Gosalaha sehingga menjadi satu pintu.
Sementara keluhan pedagang ikan soal kerusakan mesin es, Walikota mengatakan, akan segera diperbaiki oleh tim teknisi. (SS)