TIDORE KEPULAUAN – Juni nanti, pemerintah bakal membuka pendaftaran seleksi Calon Pegawai Negeri Siplil (CPNS) baik itu dari kementerian, lembaga, daerah provinsi ataupun kabupaten kota dengan formasi yang berbeda-beda.
Untuk formasi CPNS di daerah provinsi maupun kabupaten kota, diperkirakan didominasi oleh tenaga fungsional pendidikan (guru) dan kesehatan. Seperti halnya di kota Tidore Kepulauan, dimana dalam usulannya, tenaga fungsional pendidikan diusulkan sebanyak 200 kuota.
Dari 200 kuota yang diusulkan itu didominasi guru Sekolah Dasar (SD) sebanyak 159 orang, dengan daftar usulan formasi jurusan meliputi: S1 PGSD (guru kelas) sebanyak 94 orang, S1 pendidikan Jasmani/ pendidikan dan kesehatan sebanyak 28 orang, S1 Pendidikan Agama Islam (PAI) 20 orang, S1 Pendidikan Agama Kristin 5 orang, serta S1 Bimbingan dan Konseling/ S1 Psikologi Pendidikan Bimbingan sebanyak 12 orang.
Untuk tenaga pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 25 orang, terdiri dari S1 PAI sebanyak 2 orang, S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1 orang, S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris 2 orang, S1 Pendidikan Matematika 3 orang, S1 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 10 orang, S1 Pendidikan PPKN 6 orang, dan S1 Pendidikan IPS 1 orang. Sementara guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebanyak 4 orang, diantaranya S1 Pendidikan IPA 1 orang, S1 Pendidikan Biologi 1 orang, S1 Pendidikan Kimia 1 orang, dan S1 Pendidikan Fisika sebanyak 1 orang. Sedangkan untuk formasi guru S1 Pendidikan anak usia dini (TK/PAUD) diusulkan sebanyak 16 orang.
Kepala Dinas Pendidikan kota Tidore Kepulauan, Ismail Dukomalamo kepada media ini di ruang kerjanya, Kamis (23/05) mengatakan bahwa, formasi yang diusulkan itu terbanyak didominasi oleh guru sekolah dasar. Dan rata-rata ditempatkan di daratan oba.
“Yang kami usulkan ini kebanyakan penentapan tugasnya di daratan oba, mulai dari Oba Utara, Tengah, Oba dan Oba Selatan. Untuk pulau Tidore hanya 11 orang di 10 tempat,” jelas Ismail.
Dirinya juga menambahkan, awalnya kuota CPNS untuk tenaga fungsional pendidikan diusulkan sebanyak 400 lebih, namun oleh pusat harus dipangkas separuh dari usulan tersebut, sehingga pihaknya mengusulkan kembali sebanyak 200 kuota.
“Awalnya diusulkan sebanyak 400 lebih namun disurh pangkas separuh sehingga menjadi kekurangan di formasi tertentu,” katanya.
Walau begitu, Ismail berharap formasi tersebut diakomodir sehingga semuanya dapat terisi. (SS)
