TALIABU – Pertambangan menjadi salah satu pemicu utama masyarakat lingkar tambang di Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara (Malut) melakukan aksi unjuk rasa.
Banyak yang terpaksa harus berhadapan langsung dengan aparat keamanan ketika melakukan unjuk rasa karena hak mereka tidak terpenuhi.
Kebun cengkeh yang menjadi penghasilan mereka terpaksa digusur tanpa ada ganti rugi, kebun rakyat yang menjadi sumber penghasilan mereka dipasang patok dan tinggal menunggu waktu untuk digusur.
Bergerak dari keresahan itu lah mereka harus mencari pemimpin yang benar-benar mengetahui apa yang rakyat inginkan, dan mendengar suara rakyat demi kemakmuran rakyat.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pulau Taliabu Pardi Nisa saat berkampanye di desa Tololi, kecamatan Lede, Senin (4/6) menyampaikan. Masalah ini harus secepatnya dicari solusinya di waktu yang akan datang, sejak bulan Oktober 2016 kewenangan yang berkaitan dengan izin usaha pertambangan (IUP) itu sudah menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Malut.
Menurutnya terkait IUP di Kabupaten Pulau Taliabu hal yang membuat masyarakat cemas, IUP itu sudah sampai ke lahan-lahan pertanian masyarakat.
“Padahal Taliabu ini adalah daerah penghasil cengkeh terbesar di seluruh Indonesia, hal ini berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,” ujar Pardi.
Ketika izin IUP ini terus dilakukan, eksplorasi gencar di kerjakan sampai merambah lahan pertanian masyarakat, sampai saat ini tanggung jawab sosial perusahaan tidak pernah dirasakan oleh masyarakat padahal itu harus di alokasikan kepada masyarakat.
“Untuk itu masyarakat pulau Taliabu menaruh harapan kepada calon nomor urut 2, Burhan Abdurahman dan Ishak Jamaludin karena hanya merekalah yang tidak memiliki kepentingan dengan pengelola pertambangan, sehingga jika mengambil keputusan pasangan ini tidak akan segan-segan lagi,” kata dia.
Rusmin Latara Ketua Tim Relawan Rasional Kepulauan Sula kepada seluruh masyarakat Ia Berharap bahwa sebelum terlambat masih ada harapan, jadi 5 tahun ke depan Taliabu ini punya pemimpin baru, yang punya kepedulian kepada masyarakat Taliabu.
“Dan pintu itu adalah melalui Pilgub, karena kalau kita salah memilih pemimpin lahan-lahan ini dijual hanya orang-orang kita yang berani menjualnya, karena orang lain tidak akan berani jual lahan kita,” kata Rusmin.
Ia yakin perusahan tambang yang mengelola daerah ini juga sudah jenuh dan lelah terhadap oknum-oknum yang tidak bertangung jawab ini, mereka juga ingin ada kepastian investasi, mereka juga ingin berbakti kepada masyarakat.
“Tapi dana itu hilang entah kemana, hampir triliunan rupiah, karena itu sekalian lewat pilgub ini kami semua berharap Haji Bur, insyah Allah terpilih bisa lihat persoalan ini dan didudukan pada porsinya untuk kepentingan masyarakat,” tegas Rusmin.
Menangapi semua itu Burhan Abdurahman selaku calon Gubernur Maluku Utara mengatakan bahwa, tambang adalah anugerah yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa, karena tidak semua daerah di Indonesia memiliki tambang, ini adalah anugerah luar biasa yang diberikan Allah kepada masyarakat yang tinggal di daerah itu.
“Supaya tambang ini ada manfaat, barang ini harus diolah tapi sebelum diolah, pertanyaan yang paling mendasar adalah rakyat dapat apa dari usaha pertambangan ini,” jelas Haji Bur.
Lanjut, jadi pemerintah harus berfikir terlebih dahulu, kalau tambang itu diolah tanaman rakyat akan di gusur, sebagai gantinya apa yang akan diberikan kepada masyarakat, tidak boleh dengan adanya tambang itu masyarajat dibuat lebih susah.
“Jadi kalau saya, harus pertama itu buat pertanyaan Rakyat saya dapat apa dari Usaha pertambangan Ini, harus analisa, diskusi supaya kalau tambang itu jalan rakyat juga rasa manfaatnya,”tegas Haji Bur. (HT)