TIDORE KEPULAUAN – Ketua Komunitas wartawan (Kwatak) Kota Tidore Kepulaun, Mardianto Musa menegaskan, terkait dengan postingan Suratmin Idrus yang viral di media sosial (Facebook) dengan nama akun Abang Bintang Togubu pada Minggu, 3 Juni 2018 kemarin berjudul “Bukan klarifikaso, Janji dan Utang itu Modus.”
Dimana, pada paragraf ke-13 ditulis “Jangan berharap Sabda Rasulullah MUHAMMAD SINEN maaf maksudnya MUHAMMAD SAW akan suatu pekerjaan yang diberikan pada ahlinya bisa berjalan mulus”.
Sehingga menuai tanggapan dari sebagian netizen karena diduga ada unsur kesengajaan yang kemudian dilaporkan oleh Forum Masyarakat Madani (FMM) Maluku Utara ke Reskrimsus Polda Malut, Senin (4/6) kemarin tersebut sesungguhnya telah dilakukan klarifikasi serta permintaan maaf dari yang bersangkutan.
Untuk itu, kata Mas Anto, sapaan akrab Mardianto Musa, agar tidak perlu lagi dipermasalahkan mengingat yang bersangkutan juga merupakan seakidah dengan kita.
“Mungkin itu merupakan kekeliruan dari saudara Ute (Suratmin) sebab tidak ada niat dari yang bersangkutan untuk melecehkan. Apalagi yang bersangkutan seakidah dengan kita,” kata Anto kepada awak media di depan aula kantor Walikota Tidore, Selasa (05/06).
Namun demikian, Anto mempermasalahkan oknum yang sudah melakukan secrenshoot status tersebut dan memposting kembali sambil menambahkan kata-kata tertentu, yang justru akan dinilai dapat memperbesarkan masalah.
“Harusnya status tersebut tidak perlu di secrenshoot dan diberi lingkaran merah pada kalimat tertentu lalu ditambahkan kalimat dan disebarkan karena dapat memperbesarkan suasana,” jelas Anto.
Diketahui, status Suratmin belakangan mendapat sorotan dari para netizen setelah di secrenshoot oleh pengguna facebook atas nama Aboebakar Noerdin.
Dimana pada secrenshoot tersebut, Aboebakar Noerdin melingkari kalimat tertentu dengan lingkaran merah kemudian memposting kembali sambil menulis “Saya tdk tahu maksud dari status yg ditulis oleh salah satu aktivis dan wartawan Tidore Abank Bintang Togubu yg saya garis merah ini. Apakah sekedar bercanda, memuji kepemimpinan di Kota Tidore Kepuluan, ataukah mencoba menyamakan nama “Muhammad Senin” yg juga Wakil Walikota Tidore Kepuluan dgn Rasuullah SAW, meski kemudian itu diklarifikasi sendiri seperti org salah ucap, walahualam bissawab, hanya Ute yg tahu. Demi Allah, Muhammad SAW itu manusia pilihan, tak satupun manusia dimuka bumi ini yg mampu menyamai ahlak dan kualitas hidupnya. Beliau itu junjungan kita, yg nntnya akan memberikan safa’at pada kita dihari kiamat. Mendengar nama saja kita dianjurkan utk bershalawat kepadanya, bahkan para malaikatpun ikut bershalawat memuji keagungan dan kemuliaan akhlak beliau. Semoga kita semua digolongkan sebagai pengikut dan pencinta Nabi SAW yg selalu merasa tersinggung jika nama Nabi SAW diolok2. Mari bershalawat utk-Nya,” tulisnya.
Atas postingan itulah, beragam komentar dari para netizen pun mewarnai kolom postingan Aboebakar Noerdin.
Sementara, Suratmin Idris, telah mengakui akan kehilafannya terkait postingan tersebut dan sudah meminta maaf lewat laman facebook miliknya. Berikut permintaan maaf yang disampaikan olehnya.
“Atas nama kebaikan, saya pemilik sah akun Abank Bintang Togubu memohon ampun kepada Allah dan meminta maaf atas segala keikhlafan dan kesalahan yang telah diperbuat sehingga menimbulkan perbedaan pandangan dan perdebatan panjang atas satatus saya yang dinilai telah menghina Nabi Besar, Yang Mulia Rasulullah Muhammad SAW dalam tulisan saya yang bertema “BUKAN KLARIFIKASO, JANJI DAN UTANG ITU MODUS”
Disitu terdapat Pesan sakral dari sang Baginda Rasulullah yang atas kekeliruan saya, sehingga telah salah dalam menempatkan kata “SABDA RASULULLAH” dibelakang nama Muhammad Sinen Wakil Walikota Kota Tidore Kepulauan. yang seharusnya berada di belakang MUHAMMAD SAW.
Saya menyadari atas kesalahan dan keikhlafan saya setelah tulisan saya kembali dikroscek oleh Sahabat saya Aboebakar Noerdin dalam penempatan tulisan yang baik. Beserta perdebatan panjang yang terjadi.
Sungguh saya sangat menyesal dengan apa yang telah dilakukan. Namun sejatinya tujuan daripada penulisan saya ini Substansinya lebih kepada “Dinamika Politik yang kerap membuat Masyarakat tidak mengerti akan Makna Berpemerintahan,”
Namun karena atas kesalahan saya, niatan tulus yang saya sampaikan telah melukai hati para saudara semuslim.
Meski begitu, saya bersukur dan berterimakasih kepada Semua saudara-saudara saya yang muslim karena dengan tegas telah mengingatkan kesalahan saya meski itu dalam bentuk cacian, hinaan bahkan berujung pada ancaman. Namun sesungguhnya tak ada niat sedikitpun untuk saya yang juga beragama muslim menghina Nabi Besar saya sendiri yang merupakan Kekasih Allah SWT, MUHAMMAD SAW.
Demikian tulisan ini saya buat dalam keadaan sadar dan penuh ketelitian.
Ucapan terimakasih juga saya sampaikan Kepada Sang Baginda Raja Jou Sultan Tidore H. Husain Syah, dan Imam Besar Masjid Gamtufkange. Beserta Pimpinan Pemerintahan Kota Tikep dalam hal ini Muhammad Sinen, Yang telah menerima permohonan maaf saya. Sungguh maaf yang diberikan kepada saya adalah sebuah kemuliaan yang akan saya jaga dan bimbing dengan baik.
Akhir kata, Kesalahan dan Keikhlafan datang dari diri saya sendiri, dan kebenaran itu datang dari Allah SWT.
Semoga ini menjadi Pelajaran Yang Baik untuk saya kedepannya dalam Bermedsos.
Waullahul Muwafiq Ilaa Aqwamit Thariq.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
ttd
Uthe Togubu
Marhaban Ya Ramadhan.
Maaf Lahir dan Bathin.
(SS)