Manajer PLN Ranting Tobelo : “Tidak benar ada tambahan biaya sebesar itu”.
TOBELO – Nahas benar nasib salah satu pelanggan PLN Ranting Tobelo. Pasalnya, listrik di rumahnya padam hingga 2 tahun ini.
Usut punya usut, teryata dirinya diduga kena tipu dari salah satu oknum karyawan PLN.
Sebut saja Rudy S, warga desa Gorua Selatan, harus rela hidup dalam kegelapan (tidak ada penerangan lampu dari PLN).
Cerita lirih Rudy, disampaikan langsung oleh salah satu kerabat dekatnya Lexy S kepada para wartawan.
Menurut Lexy S, cerita ini bermula ketika Rudy yang sudah berumur 70 tahun lebih menunggak pembayaran tagihan PLN. “Awalnya bapak Rudy menunggak pembayaran tagihan listrik selama 3 bulan”, cerita Lexy.
Lanjut menurut dia, tetapi oleh Rudy, tagihan tersebut telah dilunasi, dengan harapan pemutusan jaringan listrik di rumahnya dapat di sambung kembali.
“Dia so bayar 500 ribu sesuai dengan tagihan. Torang berharap, jaringan yang diputuskan PLN dapat di sambung kembali”, ungkap Lexy.
Tetapi bukan di sambung kembali, menurut penuturan Lexy, oknum petugas yang memutuskan jaringan kembali dengan menjanjikan akan mengurus imigrasi ke meteran pulsa. “Dia tara sambung kong dia janji akan ganti deng meteran pulsa. Tapi anehnya, torang baku tunggu sampe sekarang ini, listrik tara manyala deng meteran pulsa me tara muncul-muncul”, kata Lexy.
Dalam ingatan Lexy, dirinya dan Rudy pernah mendatangi oknum karyawan PLN tersebut untuk bertanya langsung perihal jaringan lampu milik Rudy yang diputuskan dan tidak di sambung kembali. Tetapi, masih cerita Lexy, oknum karyawan PLN mengatakan, sudah lupa melapor ke kantor PLN dan akan melapor ulang.
Tetapi tambah Lexy, penuturan karyawan tersebut, ada biaya tambahan sebesar satu juta rupiah. Sontak saja Rudy yang menjadi korban merasa kaget dan enggan membayar permintaan tadi.
“Rudy kaget ketika ada permintaan tambahan uang senilai satu juta rupiah. Uang itu katanya untuk tambahan biaya administrasi. Kenapa ada biaya tambahan, karena selama ini listrik tersebut masih sah milik Rudy yang terdaftar sebagai pelanggan PLN”, sesal Lexy mengungkapkan perihal adanya permintaan tambahan uang.
Seharusnya, menurut Lexy kerabat Rudy yang sudah dalam kondisi tua renta, kenapa tidak disambungkan dari awal saat melunasi tunggakan yang lalu. “Dorang ini pikir torang pe orang tua bodok kong dorang bisa kase foya. Kalo alasan ada biaya tambahan, karena nama Rudy masih sah terdaftar sebagai pelanggan, lalu kenapa tara kase manyala pada saat Rudy membayar tunggakan. Buktinya sampe sekarang ini listrik tara manyala. Pertanyaannya Rudy pake listrik dari mana sementara tidak ada sambungan listrik”, cetus Lexy dengan nada kesal membela kerabatnya.
Terpisah, Manajer PLN Ranting Tobelo Syukur Djabir ketika dikonfirmasi siang tadi (Senin, 09/07) menyesalkan hal itu bisa terjadi. Menurut dia, dalam pengurusan imigrasi ke meteran pulsa, PLN hanya membebankan biaya administrasi sebesar 20.000 rupiah.
“Tidak benar ada tambahan biaya sebesar itu. Karena dalam urusan berpindah ke meteran pulsa, pihak kami hanya membebankan pelanggan dengan biaya administrasi 20.000”, kata Syukur Djabir.
Bahkan Manajer PLN juga berjanji akan membantu pelanggan yang dirugikan. “Saya minta nama pelanggan yang merasa dirugikan dan nomor hp nya. Saya janji akan menyelesaikan permasalahan ini. Masalahnya selesai, wartawan akan saya hubungi kembali”, kata dia. (Enold)