TOBELO – Beredarnya isu beberapa saat lalu, persoalan lambatnya orang nomor satu Halmahera Utara dalan merotasi pejabat (1 tahun menanti) yang menuai tanda tanya, kini terang-benderang sudah titik permasalahannya.
Terungkap sebuah fakta baru soal pelantikan pejabat eselon II, III dan IV Pemerintah Daerah Halmahera Utara, satu bulan lalu (4 Juli 2018).
Bupati Halmahera Utara, Ir. Frans Manery dalam sambutannya melepas jenazah Almarhum Muhammad Roke Saway, sebelum diberangkatkan ke tempat pemakamannya di desa Pune, berucap dengan kalimat tarbata-bata mengatakan, dirinya saat akan melakukan pergantian pejabat, pernah menghubungi yang bersangkutan (alm. M Roke Saway).
“Saya mengubungi almarhum, saya katakan bahwa, kenapa saya menunda pelantikan selama ini. Karena saya menunggu masa pensiun anda tepat waktu, baru saya lakukan pelantikan seluruh pejabat lingkup kerja Pemda Halut”, kata Pance (sapaan Ir. Frans Manery).
Almarhum juga lanjut Frans Manery, pernah berkordinasi persoalan surat pengunduran diri dari PNS sebagai syarat undang-undang, karena ingin mencalonkan diri dalam kontestasi Pemilihan Legislatif 2019 dari daerah pemilihan Galela-Loloda.
“Dia datang kepada saya dan meminta untuk meminta pengunduran diri. Sebagai seorang pemimpin, saya hanya menyampaikan saran saja. Intinya saya katakan, bahwa saya siap mengeluarkan surat tersebut”, curhat Frans Manery.
Bupati berharap, semua PNS bisa meneladani sikap dan perlakuan almarhum dalam mengabdikan diri kepada negara dan daerah, yang tidak pernah mengeluh.
Terpisah, rekan kerja almarhum, Dalton Sero, S.Pd, M.Si di BLH kepada media ini mengaku, sangat kehilangan dengan sosok yang tegas dan dekat dengan bawahan.
Mantan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan BLH yang sekarang menjabat Sekretaris Diskominfo dan Persandian ini mengatakan, sosok almarhum adalah teladan semua staf dalam bekerja.
“Kalau dalam pekerjaan beliau itu telaten dan disiplin. Sosok tegas dalam pekerjaan tidak menjadikan dirinya jauh dari staf. Beliau itu kalo marah pa torang tara pernah simpan. Abis ya abis”, kenang Dalton.
Sekedar informasi, Muhamad Roke Saway mantan Kepala Badan Lingkungan Hidup dari tahun 2016 ini (Juli 2018 pensiun), menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Minggu dini hari (05/08) di Tasikmalaya Jawa Barat saat melakukan kontrol kesehatan di bagian tenggorokan.
Mantan Asisten Pemerintahan dan Kesra di tahun 2014 ini, menurut kerabat almarhum Asri Ramli, awalnya M Roke Sawai mengeluh hanya sesak nafas saja.
Selanjutnya dilarikan ke RSU Ali Sadikin, oleh pemeriksaan medis almarhum sudah membaik dan dipulangkan kembali. Sungguh Yang Maha Kuasa berkehendak lain, di tengah perjalanan almarhum kembali sakit dan akhirnya tidak sempat dibawa kembali ke rumah sakit, M Roke Saway menghembuskan nafas terakhirnya dengan usia 59 tahun. (Enol)