Beranda Hukrim Kapolres Ternate Jadi Narasumber pada Kegiatan Dialog Publik

Kapolres Ternate Jadi Narasumber pada Kegiatan Dialog Publik

868
0

TERNATE – Merah Putih Di Tanah Adat, begitulah tema dialog publik yang diselenggarakan oleh Sabuah Baca dalam rangka HUT RI ke-73 tahun 2018 di kelurahan Soa-Sio, kecamatan Ternate Utara, Senin (27/08).

Narasumber pada dialog publik tersebut Kapolres Ternate Azhari Juanda, SIK, Kimalaha La Buha Masud Subarjo, Ketua KNPI Kota Ternate Syahroni A Hirto, dan tokoh Masyarakat kelurahan Soa-Sio Ir. Arifin Djafar.

Dalam dialog itu Kapolres Ternate memaparkan bahwa TNI-Polri diamanahkan oleh konstitusi sebagai kekuatan utama dalam sistim pertahanan dan keamanan rakyat semesta, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.

Hal itu, tentu kata Azhari, menandakan bahwa untuk menjaga keutuhan negara ini maka diperlukan keterpaduan antara TNI-Polri dan rakyat.

Disamping itu, tambah Kapolres, adanya keberagaman yang ada di Indonesia merupakan anugrah terindah diberikan oleh Sang Pencipta kepada Bangsa Indonesia yang patut disyukuri, bukan malah untuk dipertentangkan dan diperdebatkan.

“Pendiri bangsa ini telah mengikat keberagaman tersebut dalam sebuah Bhineka Tunggal Ika dan NKRI dan hal tersebut sudah merupakan konsensus nasional yang tidak bisa ditawar lagi,” tutur Azhari.

Oleh sebab itu, lanjutnya, generasi penerus bangsa ini tugas kita adalah mengisi Kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif. Bukan justru melakukan kegiatan yang justru mengarah kepada upaya-upaya untuk memecah belah bangsa ini dengan isu-isu SARA, saling fitnah, menyebar berita hoax, saling hujat , baik secara langsung maupun melalui media (media sosial, media cetak, TV, Radio dll).

“Bangsa ini apabila bersatu padu maka akan menjadi negara yang kuat dan disegani oleh negara lain. Sehingga, tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak luar yang tidak menginginkan Indonesia ini menjadi negara yang maju dan kuat. Yang kita khawatirkan adalah kita saat ini tidak sadar bahwa sebenarnya kita sedang dijajah, dijajah ahlak kita, antara lain melalui Narkoba, Miras, Pornografi, paham radikalisme maupun paham terorisme,” tutur Kapolres.

Ditambahkannya, agar harus segera sadar, bahwa saat ini ahlak generasi muda dan anak2 sedang diserang ahlaknya. Jika anak2 dan generasi muda kita sudah lemah dan rusak akhlaknya maka disaat itulah kondisi negara kita lemah dan bisa jadi akan runtuh secara perlahan.

Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, anda bisa mengisi kemerdekaan NKRI dengan cara jauhi dan jangan menggunakan Narkoba, jangan mengkonsumsi Miras, jauhi hal-hal yang berbau pornografi, tidak terlibat dan bergabung dengan kelompok-kelompok yang bertahan radikalisme maupun terorisme.

Sementara penyampaian materi oleh Kimala La Buha, Masud Subarjo, menyampaikan bahwa, selaku Ki Malaha Labuha, diri sebagai pimpinan Wilayah dengan tugasnya menjaga nilai-nilai adat seatorang Kesultanan Ternate yang memiliki 4 komunitas tunggal yaitu Heku, Soa Cim selanjutnya Soa Sio dan Soa Sangaji. Oleh karena itu, sebagai bagian adat sea torang merupakan hajat hidup kita semua.

Ditambahkannya juga, merah putih di tanah adat adalah merupakan penyerahan Deklarasi secara bersama pada tahun 1930 dengan catatan, bahwa seluruh balakusu se kano-kano telah mendukung sepenuhnya NKRI sebagai bagian Negara Merdeka, Aman, Makmur.

“Apabila kita mengingkari Deklarasi Kemerdekaan berarti kita mengingkari para tetua terdahulu kita dan mengingkari prinsip adat Se atorang sebagai pedoman kita. Tugas generasi muda untuk melanjutkan semangat yang telah dibangun sejak dahulu,” akunya.

Selain penyampaian dari Kimalaha La Buha, penyampaian yang sama juga disampaikan oleh Ir. Arifin Djafar, bahwa orang Ternate mengenal falsafah Jou Se Ngofa Ngare, pada itu sudah ditetapkan 6 sila dasar Mancia Adat Moloku Kie Raha, apabila 6 sila dasar itu bisa kita pedomani maka dari itu Negara ini bisa berjalan dengan aman tentram.

Lanjutnya, bahwa perlu diketahui bahwa konsep Indonesia ini mengikuti konsep dari Kesultanan Ternate. Maka itu kita harus bangga, dan harus diketahui bahwa menteri Dalam Negeri yang Pertama ini adalah Sultan Muhammad Jabir Syah.

Penyampaian materi terakhir disampaikan oleh ketua KNPI Kota Ternate, Syahroni A Hirto. Dirinya mengatakan bahwa bicara soal generasi muda, kita mengenal Datul Syah Babullah yang mana awal kebangkitan pergerakan generasi mudah dalam rangka mengusir penjajah dari bumi Moluku Kie Raha.

“Sebagai generasi muda maka kita harus mampu mengimplementasikan nilai budaya malu/takut berbuat salah. Jika itu mampu kita jalankan dalam kehidupan sehari-hari maka kota Ternate ini akan aman, tentram dan damai sebagaimana yang dicita-citakan oleh para leluhur kita,” tuturnya.

Acara dialog publik berjalan dengan lancar hingga usai pada pukul 00.35 WIT. (SS)