TERNATE – Terbakarnya kabel opstik yang terjadi pada Senin (3/2/2020) sekira pukul 23.00 Wit mengakibatkan sistem Ternate-Tidore mengalami pemadaman listrik.
Diketahui salah satu dari tiga penyulang yang menyalurkan arus listrik dari pusat pembangkit PLTMG Kastela ke pusat beban Kota Ternate dan Tidore Kepulauan terbakar karena sudah over load. Akibatnya pusat penampung air di Kastela yang disalurkan ke kota dengan tiga pipa penyalur ukuran kecil over sehingga salah satu pipa penyalurannya pecah.
Manager ULP Ternate, Rahmat Hidayat saat dikonfirmasi, Selasa (4/2/2020) menjelaskan bahwa pemadaman disebabkan karena terbakarnya kabel opstik di penyulang Sasa. Lanjut Rahmat bahwa, Penyulang Sasa merupakan penyulang ekspres dari Kastela ke Kayu Merah sehingga akibatnya penyulang Sasa padam, maka sebagian besar penyulang yang ada di Kota Ternate padam bahkan untuk Tidore Kepulauan mati total.
Dirinya menyebutkan sistem Ternate-Tidore baru menggunakan sistem distribusi yang 20 Kv. Menurutnya kelemahan pada distribusi 20 Kv yakni arusnya yang bisa didistribusikan dari Kastela ke Kayu Merah terbatas.
“Jadi kalau misalnya salah satu kabel ada gangguan maka otomatis hampir sebagian besar pelanggan di Ternate mengalami padam bahkan ini juga sampai Tidore, seperti tadi malam, Tidore kan mati total,” cetusnya.
Lebih jauh, Rahmat berharap agar pekerjaan transmisi yang dikerjakan oleh PLN saat ini bisa segera terealisasi, karena ketika alat tersebut bisa beroperasi maka kapasitas salur dari Kastela ke Kayu Merah akan lebih besar.
“Semoga pengerjaan perbaikan ini bisa selesai dalam sehari ini (sore ini) sehingga pemadaman tidak lagi terjadi, dan kami berharap dukungan masyarakat untuk selalu mensuport PLN agar proses penyelesaian salah satu Tower di Kayu merah bisa cepat terselesaikan sehingga ketika itu sudah terbangun maka bisa conect,” ungkapnya.
Sementara itu General Manager PT PLN (Persero) cabang Ternate, Gamal Rizal Kambey saat dikonfirmasi via aplikasipesan singkat, berharap pengertian masyarakat untuk kepentingan yang lebih besar lagi terkait kebutuhan listrik masyarakat Kota Ternate dan Tidore.
“Kalau kita masih bertahan dengan penolakan pembangunan tower transmisi 150 Kv maka kejadian pemadaman seperti ini akan terus terjadi secara berulang, sampai nanti bila ketiga penyulang penyaluran tidak mampu lagi maka siap-siap kita kembali ke jaman pemadaman bergilir karena jauh lebih penting bahwa pembangunan Tower merupakan kepentingan yang lebih besar untuk kebutuhan listrik Kota Ternate dan Tidore,” tandasnya. (NN)