Beranda Maluku Utara Hasil Swab Lama, Puluhan Pasien Positif Unras di Tempat Karantina

Hasil Swab Lama, Puluhan Pasien Positif Unras di Tempat Karantina

629
0
Puluhan pasien yang sedang unras di lokasi karantina.

TERNATE – Puluhan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang sedang melakukan karantina di Hotel Sahid Ternate gelar aksi unjuk rasa (Unras). Unras berlangsung tepat seusai senam pagi bersama di area kolam renang hotel sekira pukul 08.45 wit, Senin 22 Juni 2020.

Dalam unras tersebut, puluhan pasien yang di karantina meminta kejelasan terkait hasil sweb yang dinilai terlalu lama.

Salah satu pasien asal kelurahan Akehuda, berinisial SJ dalam orasinya mengeluhkan hasil sweb yang lama. Dia mengaku berada di tempat karantina sekitar satu bulan setengah.

Dikatakan, pada 27 Mei 2020 dirinya di uji Swab dan hasilnya keluar pada 18 Juni 2020. Selama 21 hari dirinya harus menunggu hasil yang keluar dari hasil swab.

“Kenapa bgtu? Meski sudah diberikan penjelasan tapi saya belum puas dengan hasil swab ini,” keluhnya.

Selain itu, dia juga menegaskan bahwa semua pasien butuh transparan dan kejelasan dari pihak medis, tim Gustu Provinsi Maluku Utara terkait hasil uji swab yang kenapa selalu positif padahal semua pasien sudah menjalankan protokol kesehatan sesuai yang dihimbau selama dalam karantina.

“Kenapa hasil kami selalu positif, seharusnya ada yang negatif tapi kenapa kita semua selalu positif dan kalau begitu dokter harus berikan kiat-kiat agar ketika kita di swab hasilnya negatif, karena jujur saja batin kita juga terganggu selama disini,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan pasien positif lainnya berinisial YL, dia mengaku masuk rumah sakit pada 8 Mei kemudian dilakukan uji swab pada 9 Mei, dan hasilnya diterima pada 23 Mei 2020 dengan hasil positif.

Dirinya menyebutkan bahwa dirinya termasuk salah satu pasien yang mengetahui hasil swab tercepat.

Meski begitu dirinya juga masih merasa kebingungan dengan jangka waktu uji swab pasien, karena dalam uji tersebut ada yang cepat dan ada yang lama hingga berminggu-minggu.

“Kenapa hasil yang keluar lama, kami sangat jenuh, kalau memang ada kendala soal alat, apakah ada upaya dari Pemprov Malut, apakah Pemprov tidak mampu dalam pengadaan alat? Sehingga kalau bisa diijinkan biarkan kami lakukn uji lab secara mandiri di Prodia saja,” ucapnya.

Sementara itu salah satu pasien positif berinisial FT, dalam orasinya menyebutkan sangat mendukung program Pemprov Malut, namun untuk karantina jika sudah lewat satu bulan dan hasilnya masih positif, maka semua pasien tidak terima. Pasalnya semua pasien yang di karantina sudah mengikuti dan menerapkan protokol kesehatan.

“Kami minta solusi, karena disini sebagian besar ibu rumah tangga, adakalanya kita disini merontak-rontak, teriak-teriak, sehingga kita ini sebenarnya dianggap pasien Covid atau pasien depresi, dan jika begini terus semakin lama disini maka kami juga lama-lama bisa gangguan jiwa,” keluhnya.

Sementara itu, dokter Handoko yang juga merupakan satu-satunya dokter paru di Maluku Utara menjelaskan bahwa inti dari Covid-19 ketika dideteksi ada virus maka disitulah ada wabah.

Salah satu konsultan di karantina ini menyebutkan ketika sudah terdeteksi maka pasien akan di isolasi.

“Memang kita akui ada beberapa kekurangan, namun kita akan lakukan evaluasi itu kembali pada logistik dan sarana yang agak jauh yang merupakan kendalanya, tapi kami berusaha lakukan yang terbaik,” terangnya.

Dia menjelaskan jika pasien sudah dilakukan uji swab pertama kemudian hasilnya negatif maka pasien tersebut harus melakukan uji swab yang kedua lagi untuk mendapatkan hasil negatif agar nanti pasien bisa dinyatakan sembuh dan bisa dipulangkan. Hal yang sama juga jika swab awal hasilnya positif maka pasien harus menjalankan uji swab kedua untuk hasil negatif agar bisa dinyatakan sembuh.

Tak hanya itu, dokter paru satu-satunya milik Malut ini mengaku, dirinya juga sejak awal kasus positif Covid-19 muncul di Malut, belum pernah pulang berkumpul dengan keluarga.

“Saya juga lelah, tapi saya berikan yang terbaik bagi Malut, kalau pun sudah dievaluasi tapi tetap positif dengan dua kali uji swab, namun pasien juga harus memiliki 2 hasil negatif baru bisa pulang,” tandasnya.

Dia juga menghimbau kepada semua pasien untuk terus disiplin dengan melakukan karantina sesuai protokol kesehatan.

“Pasien semua harus ikuti protokol kesehatan biar cepat sehat dan bisa pulang, jika melakukan swab mandiri bisa saja, tapi nanti ada konsekuensinya yakni anda juga harus keluarkan uang ratusan ribu bahkan jutaan, untuk itu mari tetap ikuti apa yang dianjutkan dan selalu melakukan protokol kesehatan,” harapnya. (Kara)