LABUHA – Dinilai tidak trasparan terkait dengan tunjangan BPJS, Kepala Puskesmas Saketa kecamatan Gane Barat, Darmo Umar, dikeluhkan oleh sejumlah pegawainya.
Diduga, tunjangan yang diterima oleh Puskesmas Saketa sekitar 30 juta sekian, tak dilaporkan kebawahanya, bahkan diduga secara langsung melakukan pemotongan perpegawai kurang lebih 100 ribu hingga 200 ribu perbulannya.
Padahal total pegawai di Puskesmas tersebut kurang lebih 47 orang. “Kalau D3 itu dapat 400 ribu hanya Kapus (Kepala Puskesmas) potong jadi dapat Rp 250, Rp 200 sampe Rp 300 ribu, tanpa kejelasan,” ujar salah satu pegawai di Puskesmas saat mendatangi wartawan yang meminta tidak dicantumkan namanya.
Lanjut dia, sementara untuk strata satu (S1), sendiri mendapat jatah Rp500 ribu, namun dibayar hanya Rp 300 hingga Rp 250 ribu.
“Kami hanya butuh transparansi, pemotongan itu digunakan untuk apa,” terangnya.
Lanjut dia, sejak dilantik pada tahun 2017 hingga sekarang kepala Puskesmas, pegawai PNS maupun honorer tetap dipotong BPJSnya.
“Jadi di Puskesmas itu kan ada anggaran BPJS untuk pegawai jadi yang dia potong itu anggaran BPJS, ketika anggaran BPJS itu mau dibagi kepada pegawai Puskesmas se-kecamatan Gane Barat,” cetusnya.
Sementara Kepala Puskesmas Saketa Darmo Umar dan bendaharanya Iswahyudi, belum bisa dikonfirmasi karena handphonenya (HP) berada diluar jangkauan. (Raja)