LABUHA – Sedikitnya 354 siswa yang dikutkan dalam pelaksanaan Ujian akhir pendidikan non-formal setara SMA yakni ujian paket C yang berlangsung secara serentak di seluruh Indonesia, tanggal 27 – 30 April 2018.
Kegiatan yang berlangsung di SMK Misbahul Aulad Bacan, Jumat (27/4), Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) ini berjalan aman dan lancar. Para peserta terlihat serius menyelesaikan soal-soal yang diujikan secara online tersebut.
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Kelembagaan BPNF Dikbud Halsel, Mustamin Ahmad menjelaskan, pelaksanan ujian akhir pendidikan nonformal yakni ujian paket C tersebut menggunakan sistem berbasis komputer atau yang dikenal dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) ini merupakan yang kedua kalinya, dimana tahun sebelumnya juga dilaksanakan ujian paket dengan sistem yang sama.
Menurutnya, peserta yang ikut UNBK paket C di tahun 2018 ini jumlahnya cukup banyak yakni sebanyak 354 peserta dari 23 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang ada di Halsel.
“Tahun ini cukup banyak dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 96 orang. Pelaksanaannya dipusatkan di dua lokasi yakni di Bacan dan di Obi. Untuk Bacan dipusatkan di SMK Misbahul Aulad dengan jumlah peserta sebanyak 325 orang dan di SMAN 6 Halsel di Obi sebanyak 26 orang. Di Obi itu hanya satu PKBM sedangkan di Bacan ini ada 22 PKBM dari berbagai kecamatan, minus kecamatan Obi,” jelasnya.
Dikatakan, untuk UNBK paket C ini ada tujuh mata pelajaran yang diujikan dan berlangsung selama empat hari.
“Semua soal yang diujikan disusun oleh pihak pusat. Alhamdulillah di hari pertama tadi berjalan lancar, tidak ada kendala. Rata-rata semua peserta menyelesaikan soal dengan baik,” terangnya.
Pihaknya mengakui, pelaksanaan pendidikan non formal melalui PKBM ini masih dihadapkan sejumlah kendala seperti belum tersedianya sarana prasarana yang memadai serta masalah pengembangan mutu.
“Itu yang perlu ditingkatkan lagi,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua PKBM Putra Waidoba, Bakoni Mahmud mengaku, pelaksanaan ujian paket ini disambut baik masyarakat terutama warga yang tidak menyelesaikan pendidikan formalnya.
Meski begitu, ada sejumlah kendala yang perlu mendapat perhatian kedepannya terutama masalah sarana prasarana dan pengembangan mutu.
“Sarana prasarana masih minim alias belum tersedia di masing-masing wilayah sehingga peserta harus datang jauh-jauh ke Bacan dengan biaya sendiri. Makanya kita berharap ada perhatian dari pemerintah terutama biaya operasional. Kasian kalau mereka datang dari jauh tentu butuh biaya. Jadi kami berharap kedepan ada perhatian dari Pemerintah,” tandasnya. (Raja)