TERNATE – Anjloknya harga Kopra mengundang aksi ribuan mahasiwa, yang tergabung dari berbagai organisasi dari kampus yang ada di Ternate, Maluku Utara. Senin (19/11) mahasiswa berbondong-bondong melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran.
Unjuk rasa yang ditujukan kepada pemerintah itu, dipusatkan di depan Kampus Unkhair II, kelurahan Akehuda, Ternate Utara, mahasiswa meminta pemerintah segera mencari solusi atas anjloknya harga kopra, Senin (19/11).
Kordinator aksi dari organisasi Samurai Malut, Bahrun Ibrahim, kepada awak media, menyatakan bahwa pemerintah harus segera mungkin menyelesaikan masalah anjloknya harga kopra, kalau tidak, maka dalam waktu dekat mereka akan melakukan aksi yang lebih besar lagi.
“Kami akan memboikot semua aktifitas pemerintahan, dan juga alat vital negara,” ujar korlap.
Lanjutnya, Apabila tuntutan yang mereka minta tidak bisa diakomodir oleh pemerintah provinsi, maka mereka akan melakukan pergerakan ini yang lebih besar lagi.
Menurutnya karena gerakan yang dilakukan saat ini, bukan yang terakhir akan tetapi pra kondisi dari gerakan-gerakan selanjutnya.
“Watak orang Maluku Utara, mampu meradikalkan gerakan yang lebih radikal,” tambah Bahrun.
“Dari data yang di terima, harga Kopra untuk wilayah Gane Rp 2.300/kilo, wilayah Halut Rp3000- Rp4000/kilo untuk Halbar saat di jual sebanyak 5 truk di bawah ke gudang.
Tetapi tidak mau di terima, berarti untuk Halbar sendiri tidak ada harganya,” tambahnya.
Masih menurut Bahrun, Pemerintah provinsi tidak memberikan perhatian sampai saat ini, karena dari 13 M kemudian di bagi untuk subsidi kopra hanya 7 M tapi itupun dibatalkan oleh dewan Provinsi Malut.
“Jadi kami menilai DPR hanya bermain-main dengan kondisi petani saat ini,” pungkasnya.
Aksi mahasiswa ini, meminta agar pemerintah daerah harus membuat Perda untuk menata kelola, terkait dengan komoditi lokal yang ada di Provinsi Maluku Utara. Karena jika dilihat dari standar normal harga kopra saat ini yaitu Rp7000-Rp8000/kilo. (HT)