GN-Ternate, 55 tahun silam pertempuran hebat terjadi di Laut Aru yang melibatkan tiga kapal cepat torpedo milik TNI AL yakni RI Matjan Tutul, RI Harimau dan RI Kumbang. Kejadian tak terlupakan itu terjadi saat tiga kapal perang milik TNI AL melawan kapal perang kerajaan Belanda yang mengakibatkan Komodor Yos Sudarso bersama para awak kapal RI Matjan Tutul gugur sebagai pahlawan.
Memperingati peristiwa bersejarah tersebut, senin pagi (16/0117) di lapangan Trikora Kota Tidore Kepulauan, dilaksanakan peringatan Hari Dharma Samudra. Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI, Ade Supandi mengatakan, sikap kesatria dan rela berkorban, merupakan cermin kedisiplinan, hirarki dan kehormatan militer, harus selalu terjaga meskipun dalam kondisi kritis sekalipun.
“Sebagai generasi penerus bangsa dan prajurit pengawal samudra, sikap kesatria serta suri teladan yang ditunjukan pendahulu kita harus diwarisi dengan sepenuh hati,” Amanah Kasal Laksamana TNI, Ade Supandi dibacakan Danlanal Ternate, Kolonel Laut (P) Rizaldi saat bertindak sebagai inspektur upacara pada Hari Dharma Samudra, Senin (16/1/17).
Dikatakannya, Pengorbanan para pahlawan tersebut telah menorehkan tinta emas dalam sejarah nasional bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan NKRI.
“Para pahlawan laut Aru telah memberikan pelajaran sejati bagi kita yakni sikap kesatria dan rela berkorban. Mereka telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia tidak pernah gentar menghadapi musuh dalam upaya mempertahankan wilayah dan kedaulatan NKRI,” ungkapnya.
Oleh karena itu lanjut Kolonel Laut Rizaldi, untuk mengenang sejarah tersebut, pimpinan TNI AL menetapkan tanggal 15 Januari sebagai Hari Dharma Samudra, dan upacara ini diharapkan menumbuhkan rasa hormat dan penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan.”Peringatan ini hendaklah dijadikan sebagai momentum untuk membangkitkan kembali tekad dan semangat kita serta tegar dan pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan, sekaligus dalam menetapkan nilai-nilai disiplin hirarki dan kehormatan militer yang merupakan identitas diri prajurit Matra Laut,” jelasnya.
Ditambahkan Rizaldi, Tantangan TNI AL saat ini makin kompleks, salah satunya adalah konstelasi geografis Indonesia itu sendiri yakni dua per tiga laut terdiri dari laut yang kaya akan sumber daya alam baik hayati maupun non hayati, serta merupakan jalur utama perdagangan laut Internasional.
“Hal ini akan mengundang pihak-pihak tertentu untuk memanfaatkan laut Indonesia demi kepentingan mereka. Oleh karenanya, pertahanan laut yang kuat merupakan suatu keniscayaan guna menjamin kepentingan nasional dan juga kedaulatan NKRI,” tandasnya.
Rangkaian acara peringatan hari Dharma Samudra tersebut juga dilakukan tabur bunga di perairan Tidore yang dilakukan oleh Walikota Tidore Kepulauan, Walikota Ternate, Sultan Tidore, Danlanal Ternate, Ketua FKPPI, Forkompinda serta tamu undangan lainnya dan diakhiri dengan pengukuhan KAL Tidore dan Kapal KPLP sebagai armada operasional baru Lanal Ternate untuk menjaga perairan Maluku Utara. (Aq)