GN-Ternate, Nenek Ima wanita paruh baya berumur 64 tahun warga Kelurahan Kalumata Kota Ternate Selatan, menangis. Tangisan haru Nenek Ima terlihat jelas saat Dirjen IKM Kementrian Perindustrian RI menyerahkan kunci rumah kepadanya.
Rumah sederhana miliknya, dibangun IKT melalui Program Barifola kurang lebih 5 hari saja. Perempuan paruh baya yang berprofesi sebagai pedagang sayur di pasar Kota Baru Ternate itu, tak mampu berkata-kata.
Impiannya selama puluhan tahun bekerja untuk memiliki rumah layak huni akhirnya terkabul. Rumah sederhana yang terletak di Kelurahan Kalumata miliknya, ternyata dilirik oleh IKT dan dijadikan target untuk direnovasi.
Hasilnya, penyerahan kunci dilakukan penuh dengan keharuan. Mengenakan baju berwarna putih, ia terus menangis tak percaya rumahnya miliknya kini sudah siap ia tempati lengkap dengan perabotannya.
Ketua Umum IKT Provinsi Maluku Utara, H Burhan Abdurahman mengatakan, “ sejauh ini Barifola sudah membangun sebanyak 180 rumah tidak layak huni, menjadi layak huni. Dan program Barifola akan terus melakukan aksi social tanpa ada pungutan bayaran. Bahkan pemilik rumah tidak akan mengeluarkan uang sepeserpun saat Mujahidin Barifola membangun rumah. Bekal untuk makan Mujahidin Barifola kami bawa sendiri, hingga tidak menyusahkan tuan rumah, yang rumahnya kami bangun”, tegas Burhan disela-sela acara penyerahan kunci selasa malam (17/01) lalu.
Sementara itu, Dirjen IKM Kementerian Perindustrian RI secara simbolis menyerahkan sumbangan pribadi ke Barifola karena terkesan dengan aksi sosial IKT. “kalau saja di Indonesia ada 10 orang yang serupa dengan Ketua Umum IKT, mungkin tidak ada lagi yang rumahnya tidak layak huni” ucapnya, saat memberikan sambutan dalam penyerahan kunci rumah selasa malam.
Barifola yang artinya Membangun Rumah, yang di ambil dari bahasa daerah Tidore. Program Kemanusian yang berlangsung sejak tahun 2008 ini, sudah membangun rumah hampir di seluruh daratan Provinsi Maluku Utara.
Aksi sosial gerakan Barifola oleh IKT ini mengandalkan uang sumbangan anggota yang hanya 1000 rupiah sehari.
Hasil sumbangan anggota tersebut kemudian di gulirkan untuk membangun rumah-rumah warga yang tak layak huni, menjadi layak huni. Uniknya, para mujahidin barifola (orang yang terlibat membangun rumah) tidak meminta upah kerja.
Semua dilakukan dengan ikhlas dan rela untuk tujuan membantu sesama. (widi)