Beranda Halmahera Selatan Cerita Petani Binaan Harita Nickel yang Sukses Jadi Pemasok Bahan Pangan

Cerita Petani Binaan Harita Nickel yang Sukses Jadi Pemasok Bahan Pangan

81
0

HALSELMaluku Utara, memiliki potensi yang luar biasa untuk memperkuat perekonomian masyarakat setempat. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan yang telah beroperasi selama lebih dari satu dekade, telah berhasil memberdayakan masyarakat sekitar tambang, khususnya di bidang pertanian.

Program CSR Harita Nickel tidak hanya berfokus padapertambangan, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi masyarakat Pulau Obi. Dengan membantu para petani lokal untuk menjadi mitra perusahaan dalam menyediakan bahanpangan, Harita Nickel berperan aktif dalam menciptakandampak ekonomi yang berkelanjutan. Program ini terbukti berhasil mengubah kehidupan para petani, yang kini menjadi pemasok utama bahan pangan bagi karyawan perusahaan.

Kesuksesan Nia Membentuk Kelompok Tani yang Mandiri

Salah satu sosok inspiratif dalam program ini adalah Siti Marnia, atau Nia, seorang petani yang saat ini bermukim di Desa Akegula, Pulau Obi. Sejak tahun 2015, Nia mengelola pertanian di Pulau Obi setelah sebelumnya bekerja sebagai petani di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Denganpengalaman mengikuti pertukaran petani Indonesia-Jepangpada tahun 1999-2000, Nia membawa pengetahuan bertaninya ke Pulau Obi, yang kemudian ia kembangkan melalui kemitraan dengan Harita Nickel.

“Awalnya, masyarakat ragu untuk bertani karena khawatirhasil panen tidak akan terjual. Mereka tidak tahu akan dijual ke mana,” ungkap Nia.

Namun, berkat dukungan dan jaminan pembelian dari Harita Nickel, Nia mampu membuktikan potensi pertanian sebagai sumber penghasilan yang menjanjikan. Saat ini, Nia dan kelompok taninya memproduksi 4 hingga 6 ton sayuran dan buah-buahan setiap bulannya yang langsung dipasok ke perusahaan.

Selain dukungan pemasaran, Harita Nickel juga memberikan pelatihan dan bantuan fasilitas, seperti green house untuk menanam sawi putih, sehingga hasil panen dapat memenuhi kebutuhan tanpa harus didatangkan dari luar. “Bantuan ini sangat berharga, terutama dari sisi pengetahuan tentang pengelolaan tanaman dan pencatatan hasil panen,” ujar Nia.

Perjuangan Bambang: Dari Kontraktor hingga PetaniSukses di Desa Laiwui

Bambang Pujianto adalah petani lain yang merasakan dampak positif dari kemitraan ini. Berawal dari seorang kontraktor proyek mercusuar, Bambang beralih menjadi petani di Pulau Obi sejak tahun 1997. Seiring waktu, ia memutuskan untuk berfokus pada pertanian dan peternakan ikan setelahmenghadapi tantangan dalam usaha ayam potong.

Dengan lahan seluas 1,8 hektare, Bambang kini menanamberbagai jenis tanaman, seperti melon, semangka, caba ikeriting, kangkung, dan sawi. “Ketika pertama kali bergabung, Harita Nickel memberikan bantuan berupa bibit, modal, serta pelatihan untuk meningkatkan keterampilan bertani, termasuk cara membuat pupuk kompos dan budidayacacing sutra untuk pakan ikan,” jelas Bambang.

Meski usaha pembibitan ikan masih dalam tahappengembangan, Bambang telah berhasil memasok 200 kilogram semangka dan 400 kilogram melon per minggu kepada Harita Nickel. “Harga jual kepada perusahaan cukup baik, dengan semangka dihargai Rp 9.000 per kilogram,” katanya.

Bambang berharap terbentuknya koperasi tani di masa mendatang akan semakin memperkuat posisi petani di PulauObi. “Saya optimis bahwa kemitraan ini akan terus memberikan manfaat besar bagi masyarakat, dengan pertaniandan peternakan yang semakin berkembang,” ujar Bambang.

Program CSR Harita Nickel yang melibatkan total 21kelompok tani di Pulau Obi ini bertujuan untuk menciptakankesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi. Dengan pendekatan yang menyeluruh, perusahaan memberikan pelatihan, dukungan fasilitas, serta akses pemasaran yang membantu petani mengoptimalkan hasil pertanian. Harapan besar dari Harita Nickel adalah agar kebutuhan pangan karyawan perusahaan dapat dipenuhi oleh para petani lokal, sehingga roda perekonomian dapat berjalan optimal dan masyarakat dapat menikmati kesejahteraan. (Rls/Red)