TERNATE – Ternate adalah sebuah pulau kecil di timur Indonesia, di kelilingi oleh ratusan pulau-pulau berukuran besar maupun kecil yang berada di provinsi Maluku Utara (Malut). Hal tersebut membuat ratusan Dekan Dosen Tarbiyah itu memuji keindahannya, yang selama puluhan tahun hanya dikenal lewat buku paket sekolah dasar (SD).
“Kami selama ini hanya mengenal Kota Ternate di Buku Paket Sekolah Dasar puluhan tahun lalu” ungkap Kasubdit Kelembagaan Kementerian RI, Agus Saleh saat memberikan sambutan pada kegiatan Rapat Kordinasi Forum Dekan Dosen Tarbiyah malam Tadi Jumat (13/10) di Muara Hotel.
Walikota Ternate Burhan Abdurahman, memberikan sambutan hangat kepada seluruh dosen sambil menceritakan sepintas sejarah masa lalu Kota Ternate yang pernah di jadikan Bangsa Eropa sebagai daerah tujuan utama perdagangan rempah-rempah sekaligus sebagai pusat globalisasi pada masa Itu.
“Kota Ternate ini Kota yang kecil saja, penduduknya 214.000 jiwa, dahulu menjadi incaran bangsa Eropa di masa lalu. 400 Tahun lalu Eropa benar-benar datang kesini untuk mencari rempah-rempah”, jelas walikota.
Kata dia alasan utama bangsa Eropa mencari rempah-rempah karena harga cengkeh dan pala pada masa itu lebih mahal di bandingkan Emas.
“Hari ini kita bisa melihat sisa-sisa peninggalan, benteng-benteng Portugis, Spanyol, Belanda, yang ada di Ternate saat ini masih utuh sebagai bukti sejarah”, tutur walikota.
Itu pertanda bahwa ratusan tahun yang lalu Ternate maupun Tidore (Malut) itu sudah mendunia dan melaksanakan transaksi, globalisasi, perdagangan dunia dengan Bangsa Eropa, selain itu dengan empat Kesultanan (Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo,) juga cukup terkenal dengan sebutan Moloku Kie Raha, tutup walikota. (HARI)
