Beranda Citizen Journalism Babak Belur, Siswa SMA Dianiaya Oknum Polisi, Sama-sama bikin Laporan

Babak Belur, Siswa SMA Dianiaya Oknum Polisi, Sama-sama bikin Laporan

727
0
Korban Irfan Tergeletak Lemas di Rumahnya di Desa Tomori

GN-Labuha, Diduga, akibat dianiaya oknum polisi, siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Halmahera Selatan (Halsel), Irfan Basri (17), harus dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuha. Hidungnya patah, akibat dipukuli oleh oknum polisi Polres Halsel, berinisial SS alias Syaiful dan rekannya Islah serta Ari Rumaela.

Awalnya, korban bersama beberapa rekannya menyapa teman seprofesi Syaiful bernama Islah dengan nada tinggi, karena mengira itu temannya.

Islah tak menerima ditegur secara kasar, balik mengejar korban beserta kawan-kawanya, lalu memukul mereka. Kejadian tersebut terjadi tepat di depan Palm Minimarket. Akibatnya, korban terkena pukulan hingga hidungnya berdarah yang kemudian ditinggal begitu saja oleh para pelaku.

“Awalnya kami duduk dilampu merah Tomiri, terus anggota lewat dan saya pikir teman, terus menegur padahal bukan teman. Terus dia kejar dengan motor dari lampu merah sampai didepan palm. Disitu terus dorang pukul dan saya lari ke rumah (di Tomori),” terang korban Irfan saat ditemui wartawan di rumahnya, Desa Tomori.

Para pelaku masih melakukan pengejaran hingga ke rumah korban. Dari situ korban kemudian bernisiatif melakukan perlawanan menggunakan sebilah parang. “Karena mereka banyak, saya membela diri dengan mengambil parang dan mengejar mereka dengan parang. Mereka langsung memukul dengan batu, terus dengan sepatu,” terangnya.

Tidak terima anaknya dianiaya, orang tua korban langsung melaporkan kejadian ini di Polres Halsel.

Sementara Wakapolres Halsel, Kompol Agus Setyo Hermawan S.IK, menceritakan bahwa ketiga anak buahnya juga menjadi korban. “Awal kejadiannya di Tomori, Islah diteriakin makanya dia balik dan menegur, namun terjadi cekcok,” katanya.

Lanjutnya, karena diteriakin oleh Irfan ‘Kamu tunggu ya nanti’ maka Islah kemudian mengejarnya hingga di Desa Labuha bersama Syamsudin dan Ari. Namun, sesampainya disana mereka dikejar dengan parang, olehnya itu mereka menggunakan batu bata untuk melakukan perlawanan. “Jadi saat dia (Irfan) melayangkan parang, mereka bertiga mengambil batu bata dan melempari Irfan,” jelasnya.

“Anak buah saya juga buat laporan karena dibacok oleh Irfan,”ucapnya.

Namun, kata dia, pihaknya juga akan memproses laporan yang dimasukkan oleh keluarga Irfan dan dimintai bukti-bukti serta keterangan lainnya guna melengkapi data. “Akan kita proses sambil mengumpulkan bukti lain,” tutupnya. (Ril)