Beranda Halmahera Selatan Keluhan Warga Ditanggapi Anggota DPRD Dapil III

Keluhan Warga Ditanggapi Anggota DPRD Dapil III

637
0

LABUHA – Keluhan masyarakat Desa Wayatim terkait dengan kepala sekolah SD Wayatim, Harimun, yang tidak lagi memperhatikan anak-anak sekolah di Desa Wayatim mendapat tanggapan dari dua wakil rakyat di Dapil III.

Ketua Komisi 1 DPRD Halsel, Dula Madjid, yang merupakan keterwakilan dari dapil III menyampaikan, pihaknya melalui Komisi I, beulang kali meminta kepada bupati dan dinas pendidikan agar kepala sekolah jangan lagi di beri tugas tambahan diluar pendidikan. Karena berdasarkan hasil evaluasi komisi, kepala sekolah yang menjabat karteker kades banyak meninggalkan tugas pokok.

“Karena telah menjadi rahasia umum urusan dana desa memakan waktu berminggu-minggu bahkan bulan,” ujarnya.
Namun kata dia, berulang kali pula bupati dan dinas pendidikan tidak pernah menghiraukannya bahkan cenderung mempertahankan, contoh kasus adalah kepsek SDN Gunange bahkan itu ditemukan langsung wakil bupati saat kunjungan tetapi wakil bupati pun belum bertindak. Bahkan kasus Gunange jauh lebih miris dan itu DPRD berulang kali sampaikan di Diknas maupun dinas DPMD.

“Mudah-mudahan berita ini dibaca oleh bupati, Dinas PMD dan kadis Pendidikan,” ujarnya. Ini juga, kata dia, menjadi bukti bahwa ketika DPRD buat pernyatan dimedia tentang persoalan pendidikan dan tata kelola pemerintahan desa adalah fakta.

“Maaf saudaraku bupati dan kedua kadis saya harus klarifikasi karena menyangkut dengan tupoksi dan kredibilitas lembaga,” terangnya.
Sementara hal yang sama juga disampaikan oleh, Arsad Sadik Sangadji, menyampaikan, Sekolah Dasar (SD) tersebut sejak ditinggal oleh Kepsek Harimun, semakin kekurangan guru.

“Mulai dari DPRD hingga masyarakat sudah mengadu ke pemda melalui SKPD maupun Bupati, dan terahir dirinya bertemu kadis Pendidikan, dan melahirkan 5 guru,” katanya.

Namun berselang waktu, ke 5 guru tersebut juga ikut menghilang bagai ditelan bumi, sehingga tertinggal Kepsek dan istrinya. Namun kepala sekolah kembali diberikan tugas tambahan oleh bupati sebagai Karteker kepala desa yang mengakibatkan kondisi sekolah makin miris.

“Padahal pilkades telah usai tapi kades terpilih tidak dilantik, saya juga bingung,”ucapnya. Lanjut dia, perlu diketahui bahwa semua usaha dan upaya telah dilakukan baik formal maupun informal akan tetapi semua itu belum ada hasil.

“Saya pun ketemu Ibu Kadis, sekretaris Kadis, Kaban BPMD, pak Camat, dan terahir pak bupati namun hasilnya nihil,” cetusnya.(Raja)