TERNATE – Program Pemerintah Kota Ternate melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Ternate yang memberangkatkan para santri untuk jadi penghafal Al-Quran (Hafidz dan Hafizah) di beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) di Pulau Jawa itu mengalami perbedaan data.
Hal ini diakui oleh Hasmin M Lifu selaku koordinator santri, Senin (11/12/2017) kepada wartawan ia mengungkapkan, semenjak tahun 2012 sesuai dengan data resmi saat ini sebanyak 68 orang yang berada di Ponpes Temboro , Magetan, Jawa Timur, dan Magelang Jawa Tengah.
“Kalau di data saya, waktu saya turun di Magelang ada 7 orang, tetapi ternyata pengurus dari yayasan itu, katanya itu bukan 7 orang tetapi sekitar 25 orang , data ini yang membuat simpang siur”, ucap dia.
“Memang itu program Pemkot hanya saja dia (Ustad Iksan red) hanya mengirim tanpa diketahui pihak Dikbud dan tidak ada kordinasi,”
“Itulah yang menyebabkan terjadi perselisihan data, di Pemda itu 68 orang yang sekarang, itu juga dikirim oleh Ustad Iksan, cuman kadang kala di tengah perjalanan saat ada yang pulang, itu diganti tanpa sepengetahuan Dikbud”, jelasnya.
“Sehingga ada nama yang dikirim kesini maupun yang ada di Jawa itu berbeda,” ungkapnya.
Menurutnya, dari data valid itu orang tua yang baru membuat surat pernyataan itu sebanyak 45 orang, yang ditandatangani oleh Pak Kadis berdasarkan surat pernyataan yang sudah ditandatangani oleh orang tua sementara data itu ada 68 orang.
“Ini memang ada data siswa yang namanya belum masuk di pengiriman Pemda, tetapi keberangkatannya atas inisiatif orang tua,” tutup dia. (HT)