TERNATE – Deflasi (Penurunan Harga Barang) yang terjadi di Maluku Utara berdasarkan Realise dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara (Malut), keseluruhan pertumbuhan di sektor ekonomi pada bulan september kemarin mengalami Deflasi.
Sejalan dengan itu Bank Indonesia (BI) perwakilan Provinsi Maluku utara, memprediksi pertumbuhan ekonomi jelang Oktober hingga Desember nanti. pergerakan pertumbuhan ekonomi Malut semakin membaik, pasalnya ketika terjadi deflasi tidak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara langsung.
Deputi BI Perwakilan Malut, Jarot Ureawan, saat dikonfirmasi Sabtu 21/10 mengaku, deflasi yang terjadi pada dua bulan terakhir secara tidak lansung dapat menahan inflasi (Kenaikan Harga barang) yang sebelumnya terjadi pada hari besar ramadan pekan lalu, dengan adanya deflasi kali ini maka inflasi semakin melambat, “Laju inflasi Malut hingga saat ini masih dibawah nasional”.
Deflasi yang terjadi dua bulan terakhir tidak mempengaruh pertumbahan ekonomi di Malut ini sendiri karena dipastikan bahwa deflasi yang terjadi hanya deflasi pada jangka pendek saja, lanjut dia, namun kalau terjadi pada jangka panjang bisa jadi berpotensi, karena jika inflasi, maka sudah memasuki permintaan dan penawaran, jika terjadi jangka panjang maka menjadi perhatian BI juga. “Jika deflasi pada jangka panjang maka butuh perhatian serius dari kita juga, “katanya
Sementara itu, namun deflasi pada kisaran 0,51 ini tidak terlalu berpengaruh pada sektor pertumbuhan ekonomi di Malut, “Deflasi kali ini tidak terlalu menghawatirkan, “jelasnya
Jarot memastikan, bahwa diperkirakan pada Oktober hingga Desember pertumbuhan ekonomi akan bergerak naik sehingga tidak perlu dihawatirkan.
“Deflasi saat ini masih dalam kategori normal, deflasi saat ini hanya balensing untuk menutupi inflasi sebelumnnya seperti saat ramadan dan Idul fitri sehingga tidak berpengaruh,” tutupnya. (HT)