TERNATE – Pengurus Kepanitiaan event festival budaya Legu Gam, 2018 mendatang, menuai polemik antara anak-anak mendiang Sultan Ternate Mudaffar Sjah dan Kolano Masoa, Sjafrudin.
Hal tersebut diduga terjadi setelah Firman Mudaffar Syah, salah satu putra almarhum, yang juga Ketua Panitia Legu Gam 2018, menggelar konfrensi pers dengan awak media beberapa waktu lalu. Paska konferensi pers tersebut, Kolano Masoa Sjafrudin menunjuk Wakil Walikota Ternate, sebagai Ketua Umum Panitia.
Namun penunjukan Wakil Walikota Ternate, untuk menjadi Ketua Umum Panitia Legu Gam, mendapat perlawanan dari anak-anak mendiang Sultan.
Hidayat Mudaffar Sjah, salah satu anak dari mendiang Sultan yang di wawancarai sejumlah awak media di Pendopo Kesultanan mengatakan, “Sudah saatnya kami, anak-anak, mengambil alih kepanitiaan Legu Gam, karena ini merupakan event memperingati hari lahir ayah kami. Dan sebagai anak mendiang Sultan, kami mempunyai hak untuk meneruskan apa yang sudah digagas oleh ayah kami”, ungkap Hidayat.
Lanjut Hidayat, event Legu Gam yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir ini juga telah melenceng jauh dari nilai-nilai budaya, sehingga lebih ditonjolkan acara hura-hura. “Lebih mirip pasar malam,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan beberapa program utama yang akan dilaksanakan seperti Goheba International, yang melibatkan beberapa negara Eropa, yang memiliki lambang negara Burung Berkepala Dua, sebagaimana lambang Kesultanan Ternate, seperti Rusia, Albania, Serbia Montenegro dan Macedonia. ”Sehingga legu gam bukan hanya event wisata nasional tapi juga internasional,” katanya.
Untuk itulah, dirinya berencana untuk menyurati pihak Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Pemrintah Kota Ternate, terkait dengan kisruh yang tengah terjadi di internal kesultanan saat ini, yang akhirnya merembet ke kegiatan Legu Gam. ”Kami akan menyurat itu dengan tembusan ke Pemprov dan Pemkot”, tandasnya.
Sementara itu, Humas Kesultanan Ternate, Anghany Tanjung juga menyesalkan langkah yang diambil oleh Kolano Masoa Sjafrudin.
“Sebagai salah satu yang terlibat dalam penggagasan awal penyelenggaraan Legu Gam, Saya menyayangkan sikap Kolano Masoa, yang menunjuk Wakil Walikota Ternate sebagai Ketua Panitia Legu Gam 2018.”
Menurut Anghany , perhelatan Legu Gam sejauh ini hanya menyisakan sejumlah masalah paska event digelar. ”Dan imbasnya itu di kesultanan, ada yang datang ke kedaton minta di bayar ini dan itu, makanya kita akan mencoba untuk kembalikan ini. Untuk itu, anak-anak Sultan Mudaffar Sjah yang paling berhak untuk mengelola event tersebut sesuai dengan cita-cita mendiang Sultan,” lanjutnya.
“Kami juga akan mendesak pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Maluku Utara, untuk melakukan audit investigasi terhadap anggaran Legu Gam dari tahun-tahun sebelumnya,” tutup Anghany. (HI)