Beranda Halmahera Utara Setelah Ekspor Perdana ke Jepang, Menyusul Ternate juga Lakukan Ekspor ke...

Setelah Ekspor Perdana ke Jepang, Menyusul Ternate juga Lakukan Ekspor ke Amerika

1354
0

TOBELO – Kabar gembira kembali meramaikan dunia perdagangan di Maluku Utara,  setelah ratusan tahun lalu Maluku Utara (Moloku Kieraha) menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dunia. Berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan kejayaan tersebut. Dan kali ini bukan rempah-rempah yang menjadi komoditi utama, melainkan dari sektor perikanan Maluku Utara (Malut).

Setelah 17 tahun lamanya, kali ini baru dilakukan kembali ekspor langsung dari Malut. Ekspor kali ini berupa ikan asap kering sebanyak 11 ton dengan tujuan Jepang, sehingga ini diharapkan akan menambah devisa negara dan berdampak pada pendapatan bagi hasil untuk Malut.

Adapun ekspor perdana ini dengan negara tujuan Jepang dilakukan oleh eksportir  CV. Markindo Raya yang berdomisili di Desa Pale Tobelo dengan komoditi ikan jenis ikan Asap Kering (Dried Smoked Fish) sebanyak 11.O46 Kg, dengan nilai devisa ekspor US$ 34,194 atau sekitar 460 juta rupiah, menggunakan Kapal KM Mentari yang akan bertolak menuju Pelabuhan Shimizu Jepang dari Pelabuhan Tobelo dibawah pengawasan Pos Bantu Bea Cukai Ternate.

Ekspor ini dilakukan menggunakan aplikasi Pelayanan Ekspor berbasis online yang sudah dikembangkan oleh Bea Cukai Ternate dalam kurun waktu setahun terakhir. “Ekspor ikan selama ini yang berasal dari wilayah tangkap Maluku Utara dilakukan melalui Kantor Bea Cukai Bitung, Makasar, Bali dan Surabaya sehingga notabene Devisa Ekspor dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor perikanan akan masuk di provinsi diluar Maluku Utara”, Kata Kepala Pabean Bea dan Cukai Ternate, Musafak saat menghadiri kegiatan ekspor perdana Malut di Pelabuhan Tobelo.

Ekspor yang dilakukan langsung dari pelabuhan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, dihadiri oleh Kepala Kantor Pabean Bea dan Cukai Ternate, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malut, Kepala Karantina Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Manager Garuda Cabang Ternate dan Perwakilan BUMN yang lain, Selasa (24/10).

Sehingga terselenggaranya ekspor langsung dari Malut ini tidak lepas dari koordinasi yang harmonis dari berbagai instansi antara lain, Bea Cukai Ternate, Bank Indonesia Perwakilan Malut, Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Karantina Provinsi Malut, dengan didukung oleh BUMN Maskapai Garuda, Perbankan BUMN Mandiri, BNI, BRI, dimana dengan tanpa kenal lelah meyakinkan para pelaku UMKM sektor perikanan Maluku Utara untuk dapat mandiri ekspor langsung dari Maluku Utara.

Kedepan akan banyak dan semakin digalakkan kegiataan ekspor ikan ini, salah satunya dalam beberapa hari kedepan akan ada pelaksanaan ekspor ikan segar yang dilakukan dari Pelabuhan A. Yani Ternate.

Dengan berjalannya ekspor dibidang perikanan, maka diharapkan dapat mendorong perekonomian dan meningkatkan penerimaan daerah sehingga dapat menunjang pembangunan di Maluku Utara. Dan juga dengan dilakukan ekpor ikan asap ini,  juga diharapkan akan menjadi pemicu bagi eksportir untuk mengekspor komoditi yang lain.

Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Ternate, Darwis, dalam kesempatan yang sama menjelaskan, Memang ekspor Malut telah dilakukan beberapa kali, namun semuanya masih dilakukan lewat daerah lain seperti Bitung,  Makassar, Surabaya. Untuk itu dengan adanya ekspor Malut ini,  pihaknya sangat akan mendukung dan mendorong. Selain itu,  untuk kamis besok  (16/10) rencananya juga akan dilakukan ekspor ikan tuna beku melalui pelabuhan A. Yani Ternate dengan tujuan Amerika. Sehingga ini diharapkan akan menambah pertumbuhan ekonomi Malut.

“Bahkan menurut data dari kami dalam dua tahun ini, perkembangan pengiriman ikan terus mengalami peningkatan. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan dari Menteri Kelautan dan Perikanan dalam moratorium dibidang perikanan, sehingga hasil tangkap dalam dua tahun ini mengalami peningkatan yang pesat,” ungkapnya.

Sedangkan dalam sisi pengawasan, ada prosedur yang dilakukan sebelum diekspor seperti Usaha Penangkapan Ikan (UPI) harus memiliki sertifikat atau pelatihan Hasap,  sehingga dengan begitu sendirinya mereka dapat membedakan dan memilah mana yang produk berkualitas dan tidaknya. Namun dilain sisi,  akan tetap dilakukan pengawasan dengan inpeksi, survelance dan supersifikasi dalam kegiatan ekspor.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, Dwi Tugas Waluyanto menambahkan,  dari data Badan Pusat Statistik (BPS)  Malut, untuk nilai eksport ikan Malut sampai saat ini masih nol. Sehingga dengan adanya ekport ikan perdana yang langsung dari Malut, maka akan mengisis data BPS Malut sudah dengan angka atau memiliki nilai.

Dwi menjelaskan, bahwa cita-cita untuk melakukan eksport langsung dari Malut ini sudah sangat lama dan menjadi idaman semua pihak, dan BI Malut juga sangat mendukung dengan kerjasama dari beberapa instansi terkait,  sehingga jika hari ini dilakukan ekspor melalui kapal laut, maka kedepan juga bisa dilakukan melalui udara. Dengan begitu ikan-ikan yang fresh akan tetap dinikmati oleh negara-negara yang memintanya.

“Bahkan kedepan coolstorage atau mesin pendingin akan dibangun dibandara, sehingga pengiriman melalui udara akan dipermudah. Dengan begitu kita berharap kegiatan eksport hari ini akan terekspos dengan baik, sehingga berdampak terhadap perkembangan ekspor Malut,” terangnya. (HT)