TERNATE – Seni dan budaya sebagai identitas suatu bangsa, semakin terkikis oleh perkembangan zaman. Berangkat dari situ munculah kesadaran dari para putra dan putri daerah, mereka berusaha, mengembalikan identitas itu kembali. Lewat sebuah organisasi yang formal itulah mereka dengan leluasa dapat mengajarkan, dan mendidik anak-anak agar lebih mencintai kearifan lokal Ternate.
Sejalan dengan itu ketua Panitia Launching Komunitas Peduli Seni dan Budaya Ternate Indonesi (Kapsepti) Muhlis Kamarullah dalam sambutannya, Minggu (05/11/2017) di Benteng Oranje, mengungkapkan alasan dibentuknya Kapsepti, karena ternate memiliki kekayaan kearifan lokal dalam bentuk seni dan budaya yang kaya akan nilai-nilai kemanusiaa. Kekayaan kearifan lokal itu pernah dipraktekkan oleh para leluhur dalam kehidupan sehari-hari.
Lanjut dia, seiring perkembangan peradaban zaman dengan kemajuan teknologi dalam merubah tatanan sosial orang ternate, yang memiliki kearifan lokal bernilai tinggi, dan juga semakin berkurangnya sumber-sumber informasi tentang nilai-nilai kearifan lokal.
Selain itu juga kurangnya media silaturahmi antar warga khususnya generasi muda dalam mengembangkan serta mengimplementasikan kearifan lokal yang bernilai tinggi yang mengakibatkan semakin tergerusnya rasa kebhinekaan karena berbagai faktor yang berpotensi memecah belah bangsa.
Wakil Walikota Ternate Abdullah Taher mengungkapkan realitas yang ada di zaman yang serba modern ini, yang mengarah pada pola hidup yang harus sesuai pada tuntutan zaman. Dimana manusia telah meninggalkan adat dan kebudayaan yang menjadi roh dalam tatanan masyarakat Maluku Kie Raha. “Budaya kita lambat laun terus luntur sekaligus mengalami degradasi, padahal disamping itu adalah identitas suatu daerah”.
Kegiatan Launching yang dilaksanakan di Benteng Oranje, Kelurahan Gamalama, Ternate Tengah itu, dipentaskan berbagai permainan tradisional, yang telah lama tidak terlihat lagi dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai tarian adat seperti Tide-tide, maupun Soya-soya, yang saat itu sontak membuat para penonton terhanyut akan alunan musik tradisional. Bahkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate Ibrahim Muhammad dan Komisi III Nurlela Syarif ikut menari bersama anak-anak hingga menambah kemeriahan. (HT)