Beranda Maluku Utara Senjata Pemusnah Perang Dunia ke II, Disulap Jadi Perhiasan

Senjata Pemusnah Perang Dunia ke II, Disulap Jadi Perhiasan

3030
0

TERNATE – Suasana tampak sepi, beberapa penjual terlihat bosan dan tidur didekat tempat dagang mereka yang hanya berukuran 1.5 x 1.5 meter. Dan didalamnya di jual berbagai pernak-pernik perhiasan yang terbuat dari Besi Putih. Bahkan sebagian penjual sesekali terlihat menawarkan kepada siapa saja yang melintas di depan mereka. “nyong singga, lia-lia dulu sapa tau suka,”  ajak salah satu penjual dengan ekspresi wajah yang muram.

Berjejeran tempat jualan mereka di gang kecil sepanjang 50 meter. Bahkan, sebagian tidak ada batas pemisah antara penjual satu dengan yang lainnya. Sentra  penjualan besi putih Kota Tua Gamalama, Ternate Tengah. Meski tampak lesu, tapi masih ada pedagang yang tetap berjualan.

“Pada tahun 90-an Besi Putih adalah barang mewah sekaligus style untuk anak-anak muda yang hidup di zaman melenium pertama itu, bagi mereka yang hidup dimasa itu, jika tidak memiliki perhiasan Besi Putih dianggap Tidak trendy,” ungkap Djaid Khari (58), yang mengaku telah belajar membuat perhiasaan Besi Putih sejak Tahun 1977.

Perhiasan Besi Putih pertama kali ditenarkan oleh masyarakat, Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, dengan bahan baku utama dari puing-puing perlengkapan senjata yang ditinggalkan oleh para tentara sekutu.

Salah satu pembeli di lapak besi putih

“Morotai pernah menjadi markas tentara Jepang dan Sekutu.  pada masa Perang Dunia II terjadi pertempuran hebat antara Jepang dan Sekutu  di pulau Morotai. ketika perang berakhir, para tentara membuang perlengkapan senjata ke laut, ada juga yang dikubur di dalam tanah dan dibiarkan begitu saja oleh para tentara”, kisah Djaid.

Kata Dia Besi putih merupakan gabungan dari tiga jenis logam, yakni nikel, timah dan alumunium yang dilebur menjadi satu. Besi putih ini adalah bahan yang digunakan tentara Sekutu dan Jepang pada masa Perang Dunia II untuk peralatan persenjataan baik tank, pesawat maupun persenjataan lainnya.

Perhiasan Besi Putih yang pernah jadi primadona

“Bahan pembuat besi putih yang paling banyak digunakan adalah besi putih dari peralatan pertempuran milik Tentara Sekutu Amerika Serikat, disebabkan karena bahan tersebut ketiga didekatkan dengan magnet tidak bergerak karena tidak memiliki unsur besi,” jelas Djaid.

Lanjut Dia sedangkan besi putih dari peralatan pertempuran Jepang, dianggap masih termakan magnet karena masih ada unsur besi meskipun kadar besinya sedikit. jadi kualitas dari perhiasan itu masih kalah dengan Besi Putih tentara Sekutu.

Dahulu bahan utama kita ambil  dengan cara digali di daratan-daratan Morotai, maupun dari dasar laut,  akan tetapi kami mulai sadar dengan nilai sejarahnya, makanya bahan baku sekarang tidak lagi dari puing-puing sisa peninggalan Perang Dunia ke II tetapi, kami memesan langsung dari luar Maluku Utara.

“Bahan utama pembuatan Besi Putih dari Morotai masih ada tapi sebagian besar sudah diambil pabrik Krakatau testile,” kata Dia.

Saat ini, semua berubah, Besi Putih tidak seindah dan setenar dulu lagi, meskipun ada yang masih bertahan untuk menjualnya, bahkan sebagian keluarga, harus merantau sampai ke Bitung, Sulawesi Utara,  ada juga yang ke Ibu Kota Jakarta hanya untuk berjualan Besi Putih. Semua demi mempertahankan agar Besi Putih tak punah tergerus zaman.

“Saya tetap yakin ada masa dimana Besi Putih Pulau Morotai akan di kenal dunia, makanya sampai saat ini saya terus berjualan Besi Putih,” tutup  Djaid. (HT)