TERNATE – Permasalahan uang iuran 68 hafiz selama 9 bulan, yang berada di beberapa pesantren di Pulau Jawa yang belum dibayarkan oleh dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Ternate membuat Walikota Ternate, H. Burhan Abdurahman angkat bicara, Rabu (13/12/2017).
Menurut dia, menyangkut 68 hafiz yang terancam dipulangkan itu ,”Saya sudah meminta kepada Dinas Pendidikan untuk secepatnya membayar,” ujar Walikota dua periode itu.
Diakui, sudah diminta penjelasan Kadikbud terkait itu, namun ternyata lambatnya Dikbud masih terkendala verikasi data.
“Karena mungkin, ada yang sudah tidak aktif dan ada yang masih aktif karena ada peserta yang dengan sendirinya pulang,” ucapnya.
Oleh karena itu, kata Burhan, sudah meminta kepada Dinas Pendidikan untuk verivikasi data kembali sehingga tidak rancu sebab, ada yang dari daerah lain kemudian dimasukkan melalui data Kota Ternate. “Selain itu, kita minta agar para peserta yang sudah tidak mampu misalnya keterbatasan pengetahuan dan sudah beberapa lama kemudian tidak bisa menyelesaikan sekian banyak juz dipulangkan saja,” ungkapnya.
Sementara yang bisa itulah yang diteruskan sehingga pembiayaannya bagus. Tentunya harus dievaluasi terhadap santri yang sudah dikirim sejak tahun 2012. Itu juga kata dia, menghindari santri yang dimasukkan tanpa sepengetahuan Dikbud.
Namun bagi yang pembelajaran baik tetap dibayar sebab, anggaran itu sudah ada dan keterlambatan bukan karena anggaran tetapi karena harus dipastikan apalagi ada informasi ada yang diambil dari luar sehingga harus dievaluasi sesuai SK yang dikirim Pemkot. (HT)