TERNATE – Sudah sepatutnya masyarakat lebih memperhatikan kesehatan mereka terutama bagi mereka yang hidup dekat dengan barangka (Kali Mati), maupun draenase yang dijadikan tempat pembuangan sampah.
Akibat dari kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat, tidak hanya berakibat fatal pada lingkungan sekitar, akan tetapi berdampak juga pada kehidupan biota laut dan dampak fisik yang ditimbulkan akibat sampah, yakni tersumbatnya draenase hingga memicu genangan air bahkan banjir.
Seperti halnya yang terjadi di Pantai Kulaba, Kelurahan Kulaba, Ternate Barat, Maluku Utara, terlihat puluhan anak-anak yang asik bermain di pantai. Tanpa mereka sadari S
Sampah ikut mengepung mereka. Jelas terlihat sampah plastik berupa kantong plastik dan botol bekas minuman air mineral mencemari lokasi tersebut.
Sudah sejak lama, jika air pasang pasti sampah-sampah juga ikut terbawa arus hingga mengotori lingkungan sekitar.
“Anak-anak tiap hari selalu bermain di pantai ini, jadi kami masyarakat cuman berharap agar semua masyarakat maupun pemerintah bisa ikut andil,” ujar Abdullah salah seorang warga saat ditemui di lokasi. Sabtu (20/1/2018)
Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Kota Ternate, sampah sebanyak 100 ton per hari atau sebanyak 559 kubik dan rata-rata sampah yang diangkut petugas itu mencapai 362 Kubik atau 65 ton sampah perhari.
Penyumbang sampah terbesar adalah sampah pemukiman warga sebesar 65,68%, sampah pasar tradisional 8,12%, pusat perniagaan 5,65%, sampah kawasan 2,4%, dan lain-lain sebanyak 12,48%. (HT)