Oleh: Nyzafan
Di penghujung Halmahera tersimpan pantai terpesona
Di penghujung Halmahera juga begitu banyak orang menderita
Di saat kota beradu dengan polusi
Aku berdamai dengan desaku yang penuh ilusi
Pemerintah tengah sibuk mencari koalisi demi kompetisi
Terlalu terdiam hingga lupa begitu banyak yang tertinggal
Loloda butuh akses jalan
Petani galela semakin kewalahan dengan janji semata wayang
Menuntut haknya tapi di penjarakan
Morotai di investasikan hingga tak kenal siap tua
Kao dan Malifut mengikis derita para penambang dalam timbunan
Anak kecil Kao itu lagi bermain di pantai
Lautnya tercemari
Maaa…mama
Aku takut kenapa setiap mandi badanku timbul benjolan
Ma…mama
Aku ingin ke pantai
Tapi kenapa aku harus membayar
Ma…kapan papa pulang
Aku kangen
Tiba-tiba ayah datang
Dengan keringat bercucuran di wajahnya
Hanya untuk satu sak kopra
Ma…wajah papa kusam
Sudah tiga hari di hutan
Hari ini harga jual kopra menurun nak, jawab ayah
Di negeriku sendiri aku di asingkan
Di negeriku sendiri aku ditiarapkan, di bodohi dan di tindas
Kemana…para pemerintah
Katanya mensejahterkan rakyat
Aku bahkan merintih begitu banyak anak kecil yang kehilangan masa kecilnya
Gadget menjadi tontonan
Dia lupa bermain sama kawan
Lupa akan bergotong royong
Lupa akan berbagi
Orang tua mengiakan, hingga apa yang dia tonton tak di perdulikan
Pelecehan sesama anak, pelecehan seksual bahkan pelecehan terhadap perempuan
Ini bukan takdir kawan
Ini derita di penghujung halmahera
Iya…anak penghujung yang lupa akan kampung halamannya.