Beranda Maluku Utara Warga Oba Selatan Keluhkan Jalan Rusak dan Minimnya Jaringan Komunikasi

Warga Oba Selatan Keluhkan Jalan Rusak dan Minimnya Jaringan Komunikasi

1593
0
Jika hujan tergenang, saat panas berdebu, kondisi jalan yang rusak parah di Kecamatan Oba Selatan.

TIDORE – Ditengah gencarnya pemerintah melakukan pembangunan di berbagai tempat, rupanya, warga di daratan Oba Selatan kota Tidore Kepulauan provinsi Maluku Utara masih merasakan ketertinggalan.

Hal tersebut terlihat dari kondisi jalan desa Selamalofo hingga desa Lifofa ruas Payahe-Dehepodo kecamatan Oba Selatan, kota Tidore Kepulauan, yang rusak parah. Selain kondisi jalan yang rusak parah, akses komunikasi di wilayah tersebut, hingga saat ini tidak ada.

Bakri warga Selamalofo mengaku, ruas Payahe-Dehepodo sepanjang kurang lebih 9 Km, mengalami kondisi rusak berat, “Ini sudah lama, kalau hujan berlumpur, kalau panas ba’abu (berdebu-red), tapi masyarakat di sini sudah bosan bersuara kepada pemerintah baik Pemkot maupun Provinsi, karena hampir setiap tahun kami sudah bersuara tetapi tidak ada respon,” aku Bakri yang ditemui di desa Selamalofo.

Jalan tergenang lumpur saat hujan.

Dia mengaku, dari informasi yang diperoleh, status ruas Payahe-Dehepodo merupakan jalan provinsi, “Dan informasi yang kami terima, pemerintah Tidore sudah berulang kali mengusulkan kepada pemerintah provinsi, tetapi tidak direalisasi,” aku Bakri yang mengaku warga Makeang yang berdomisili di Selamalofo.

Hal senada juga dikatakan, Ati Ungke warga dusun Tomaito desa Lifofa kecamatan Oba Selatan. Dia mengaku sampai saat ini, masyarakat di kecamatan Oba Selatan belum merdeka, “Komunikasi susah, akses jalan rusak dan ini sudah terjadi berpuluh-puluh tahun, bahkan bisa disebut sejak warga tinggal disini, akses jalan hanya dibuka tetapi tidak pernah diaspal,” cetus Ati seraya menyebut, masyarakat Oba Selatan belum merdeka.

Kondisi jalan yang rusak parah.

Hal ini, kata dia, tentu berdampak pada masyarakat di wilayah Oba Selatan, “Misalnya ada orang yang sakit dan butuh pertolongan, kita susah pak, lewat laut bisa kalau tidak bergelombang, lewat darat, jalannya parah sekali, rusak pak,” keluh Ati Ungke warga dusun Tomaito.

Dia juga mengeluhkan soal akses komunikasi di wilayah tersebut, masyarakat di sini (Oba Selatan-red) rata-rata anaknya kuliah di luar daerah, ada di Ternate, di Manado, di Makassar tetapi kita kesulitan berkomunikasi, untuk berkomunikasi, kadang kita harus keluar jauh, sehingga kadang ada hal-hal yang bersifat urgency tidak diketahui oleh masyarakat atau anak-anak kita yang sekolah di luar,” tukas Ati. (HT)