HALUT – Organisasi perlindungan hutan dan satwa liar PROFAUNA Indonesia dan mahasiswa dari beberapa kampus di Halmahera Utara mengadakan kampanye publik tentang pelestarian burung nuri dan kakatua di Tobelo pada hari Sabtu (12/5).
Kampanye itu diadakan karena masih maraknya perdagangan burung nuri dan kakatua di Maluku Utara. Bukti masih maraknya perdagangan burung endemik Maluku utara itu dengan berhasil diamankannya 31 ekor burung nuri dan kakatua oleh Polers Halmahera Utara pada tanggal 9 Mei 2018.
Burung-burung tersebut diamankan oleh Polres Halmahera Utara karena hendak diperdagangkan secara ilegal. Burung tersebut yaittu 17 ekor nuri bayan (Eclectus roratus), 12 ekor kakatua putih (Cacatua alba) dan 2 ekor kesturi ternate (Lorius garrulus).
Meskipun aparat penegak hukum seperti KSDA, taman nasional dan kepolisian sudah gencar melakukan upaya penegakan hukum dalam 2 tahun terakhir ini, namun perdagangan burung nuri dan kakatua masih saja terjadi di Maluku utara, untuk itu PROFAUNA gencar melakukan kampanye penyadaran masyarakat, kata Afrizal Maulana Abdi, juru kampanye PROFAUNA.
Dalam kampanye publik itu sejumlah aktivis mengenakan kostum burung kakatua sambil membentangkan spanduk dan poster berisi ajakan agar masyarakat tidak lagi membeli serta memelihara burung nuri dan kakatua.
Ajakan untuk tidak membeli burung nuri dan kakatua itu dilakukan karena sebagian besar, lebih dari 95% burung nuri dan kakatua yang diperdagangkan adalah hasil tangkapan dari alam.
Dengan tidak membeli burung nuri dan kakatua yang diperdagangkan itu kita turut memotong rantai perdagangannya, sehingga penangkapan burung nuri dan kakatua di alam juga akan berkurang atau bahkan berhenti, tegas Afrizal.
Kampanye burung di Tobelo itu melibatkan sejumlah kelompok mahasiswa dari berbagai universitas, antara lain Universitas Hein Namotemo, Universitas Halmahera dan Universitas Padamara.
PROFAUNA menyambut baik keterlibatan para mahasiswa dalam kampanye ini, karena mereka adalah generasi muda yang punya potensi besar untuk memutus rantai perdagangan burung nuri dan kakatua di Maluku utara, kata Afrizal. (Rls/HT)