Beranda Halmahera Utara Warga Keluhkan, Bentor Penyebab Kemacetan di Tobelo

Warga Keluhkan, Bentor Penyebab Kemacetan di Tobelo

1360
0
Bentor di salah satu ruas jalan Kabupaten Halmahera Utara

Dinas Perhubungan Terkesan Lipat Tangan

TOBELO – Seiring berkembangnya Tobelo menjadi pusat ekonomi di Kabupaten Halmahera Utara, pergerakan aksesbilitas masyarakat memanfaaatkan jasa angkutan dalam kota pun menjadi tuntutan utama.

Di era tahun 2000 sampai dengan 2001, masyarakat masih memanfaatkan kendaraan becak yang hilir mudik mengais rejeki di jalanan Tobelo alias beroperasi mengangkut penumpang.

Tahun 2007 sampai dengan sekarang ini, dengan berubahnya wajah Tobelo maka berdampak juga pada perubahan jasa angkutan. “Dahulunya becak yang ngetrend tapi sekarang sudah tersingkirkan oleh Becak Motor atau Bentor”, aku salah satu warga dalam sebuah cerita kepada GamalamaNews.com.

Kendaraan asal Gorontalo ini di Tobelo, bertumbuh dengan sangat cepat. Hal ini dibuktikan lewat penjelasan mantan Ketua Bentor Tobelo 2012 sampai dengan tahun 2013, Albert Belianali. Menurut dia, pertumbuhan Bentor di Tobelo dimulai tahun 2007. “Tahun 2007 mulai berdatangan 40 sampai dengan 80 buah bentor”, kata Albert.

Lanjut dia, di era kepemimpinan dia sebagai Ketua Asosiasi, kendaraan ini yang terdata sudah mencapai angka 700 buah. “ Bayangkan saja, 2007 masih 80 buah, tahun 2012 dan 2013 sudah mencapai angka 700”, ungkap lelaki yang sekarang ini menjadi Kepala Desa di Gamsungi tersebut. Dirinya juga meyakini, pertumpuhan pesat kendaraan tersebut, di tahun 2018 dikisaran 1000 lebih.

Bentor Penyebab Macet

Pertambahan Becak Motor yang cukup signifikan, berdampak pada tingkat kemacetan di jalan raya. Hal tersebut diakui oleh warga Tobelo. Imanuel misalnya, warga yang keseharian aktifitasnya menggunakan jasa angkutan ojek, mengaku risih melihat keadaan jalanan raya sekarang ini.

“Bagemana torang tara jengkel lihat keadaan ini. So tau jalan tara lebar, baru Bentor ta jejer di sepanjang jalan. Mo ka kanan ngana tabrak kendaraan yang berlawan arah, mo ka kiri bentor talalu lebar”, keluh Imanuel sambil tersenyum.

Berbeda dengan Imanuel, Safrudin warga desa Gosoma mengaku, selain menyebabkan macet, banyak kendaraan Bentor yang tidak memiliki lampu sein. “Banya Bentor yang kalau kita perhatikan secara seksama, tidak memiliki lampu sein. Bagi saya, ini potensi penyebab kecelakaan lalu lintas. Sedangkan siang tarada apa lagi malam, yang pasti kalo torang tara hati-hati Bentor pe belakang me torang tabrak”, kesal Safrudin.

Banyak bentor yang selalu saja berhenti secara tiba-tiba, kalau ada penumpang yang menghentikan. Harusnya, mereka ini berhati-hati memberhentikan kendaraannya dan memperhatikan dengan seksama kendaraan yang menyusul dibelakangnya. “Ini yang biking macet, dorang berenti secara tiba-tiba tanpa memperhatikan kendaraan yang dibelakang. Jalan so kacili baru bentor banya deng dorang pe kalakuan tara bagus sekali dalam berkendaraan”, tambah Safrudin.

Dinas Perhubungan Diam

Terkait bertambah kendaraan Bentor di Tobelo, Dinas Perhubungan belum pernah mengambil langkah tegas, untuk mengatur dan mendata ulang.

Sampai sekarang ini, bagi para pemburu berita, belum mendapatkan angka pasti banyaknya kendaraan tersebut sampai tahun 2018. Harusnya ada peraturan yang bisa mengatur tentang batasan Bentor yang beroperasi, yang disesuaikan dengan besarnya ruas jalan. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Hernever Tjandua belum bisa dikonfirmasi terkait masalah ini. (Nold)