MOROTAI – Nampaknya aksi yang dilakukan oleh Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat Indonesia (Samurai), bersama masyarakat desa Telei Kusu, nyaris adu jotos.
Bagaimana tidak, kedatangan massa aksi di bawah kondinator lapangan (Korlap) Ekal itu, sempat membuat para anggota Satpol-PP naik pitam dan terjadi adu mulut, lantaran para massa aksi melakukan aksi di dalam halaman kantor bupati.
Sehingga salah satu Kabid Satpol-PP, Darmin Djaguna, langsung meminta kepada para massa agar lakukan aksi di luar pagar kantor bupati.
”Ini halaman kantor kantor bupati jadi kalau mau aksi di luar saja,” ucap Kabid.
Sementara, apa yang disampaikan oleh Kabid, tidak digubris oleh para massa aksi.
Mereka tetap saja lakukan aksi di halaman kantor bupati. Dengan begitu, Kabid langsung memgarahkan anggotanya untuk mengeluarkan massa aksi, dan disitulah terjadi tarik menarik, dan adu mulut antara petugas Satpol-PP dan para massa aksi.
Berselang beberapa menit kemudian, massa aksi baru dikeluarkan dari halaman kantor bupati oleh petugas Satpol-PP.
Diketahui, dalam aksi tersebut, ada tiga tuntutan yang sampaikan oleh massa aksi yakni, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) segera dievaluasi, karena pembangunan irigasi bendungan induk yang ada di desa Telei Kusu kecamatan Morselbar, dikerjakan tidak sesuai dengan perencanaan.
Kemudian massa meminta kadis Dinas Pertanian segera bertanggungjawab atas kerugian yang terjadi di kalangan masyarakat tersebut (Kelompok Tani), dan menaikkan upah buruh kerikil yang bekerja di lokasi operasi CV. Mitra Gapi KSO. (Cal)
