MOROTAI – Langkah Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pulau Morotai, membongkar bangunan Unit Gawat Darurat (UGD) di RSUD Morotai, nampaknya mendapat sorotan dari Aliansi Indonesia Badan Penelitian Aset Negara (AIBPAN) cabang Pulau Morotai.
Lembaga yang dinahkodai, M Naim Umasangaji lantas mempertanyakan alasan Pemda membongkar bangunanan tersebut.
”Bangunannya masih layak dipakai, masa di bongkar, ini kan aneh,”ucapnya, Selasa (7/8).
Kata dia, bangunan boleh di bongkar terkecuali roboh terkena bencana atau bangunannya sudah termakan usia.
”Jika bangunannya sudah dibongkar, terdapat pasien yang sakit parah ditempatkan dimana untuk diobati,” kesal Naim.
Terpisah Kepala Badan Perencaan Daerah (Bappeda), Abjan Sofyan saat dikonfirmasi membenarkan, bangunan tersebut telah di bongkar dan bakal dibangun dengan bangunan baru yang kualitasnya lebih baik.
”Bangunan yang dibongkar itu, tipenya D dan akan diganti dengan bangunannya yang tipenya lebih baik dari sebelumnya,” katanya.
Disentil jika bangunannya telah dibongkar pasien yang berobat bakal ditempatkan dimana, dia mengaku masih ada bangunan lainnya yang telah disediakan untuk menampung pasien yang hendak berobat.
”Kalau ade ade tidak yakin silakan tanyakan langsung ke dokter,” imbuhnya.
Untuk anggaran, kata mantan Sekda Halbar ini mengaku bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2018 senilai Rp 9 Milyar.
”Jadi Morotai, menjadi tempat wisata, dan orang yang berkunjung kemudian sakit pasti berobat di rumah sakit, kalau rumah sakit ruangan UGD sekarang kan tidak layak, sehingga pemerintah mengambil insiatif membangun bangunan baru yang lebih layak, karena bangunan baru ini akan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai,”terang Abjan.
Sebagaimana diketahui, bangunan UGD yang telah dibongkar dibangun semasa kepemimpinan bupati, Rusli Sibua pada tahun 2011 silam, anggaran untuk pembangunan UGD bersumber dari APBD senilai Rp 2,3 miliar. (Cal)
