TOBELO – Halmahera Utara bisa bergerak maju, asalkan ada kesamaan pola pikir dari semua elemen dalam menjalankan tugas dengan menghargai fungsi utama yaitu, mengabdi kepada masyarakat.
Hal tersebut dikatakan oleh Tommy Sanfaat, dalam kesempatan diskusi bersama dengan para awak media, Selasa (21/08) pagi tadi.
Dosen IKAT Jakarta ini juga menggambarkan, persoalan yang paling mendasar di Halmahera Utara adalah perubahan pola pikir generasi soal peningkatan ekonomi kreatif masyarakat.
Menurut dia, definisi ekonomi kreatif hinggga saat ini masih belum dapat dirumuskan secara jelas. Kreatifitas, yang menjadi unsur vital dalam ekonomi kreatif sendiri masih sulit untuk dibedakan apakah sebagai proses atau karakter bawaan manusia.
Sebab itu jelas Kandidat Doktor ini, bahwa setiap generasi mempunyai kewajiban untuk mengangkat derajatnya, dengan cara dia memanfaatkan sesuatu yang kecil dan biasa, menjadi sesuatu yang besar dan luar biasa.
Menyinggung persoalan kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, kepada wartawan Tommy Sanfaat menjelaskan, Baiknya setiap kompetitor yang ikut dalam ajang Pileg, mampu berpikir bagaimana merubah sebuah tatanan pengabdian kita kepada masyarakat, kalau kita terpilih nanti.
“Kita harus mengerti dan mampu memahami tugas sebagai seorang wakil rakyat. Sebagai representase masyarakat tentunya banyak titipan harapan dari mereka yang di nanti bisa terwujud, dalam sebuah program yang bisa membawa ke arah yang lebih baik”, jelas dosen IKAT ini sesekali melempar senyum dengan gaya bercanda yang menggelitik dan kritis yang membuat para wartawan terperangah.
Ketika ditanyakan persoalan apakah sang dosen tersebut siap maju dalam kontestasi Pileg 2019 di Halmahera Utara, dengan keyakinan teguh dirinya menjawab, terlalu lama kita berdoa dan sekarang sudah saatnya kita bekerja. Jawaban yang mengandung unsur diplomasi tersebut, diamini dengan tepuk tangan dan gelak tawa kagum para wartawan. (Enol)