TERNATE – Destinasi di Kota Ternate, Maluku Utara, akan semakin lengkap. Sebab Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Maluku Utara akan meluncurkan destinasi digital, Pasar Melayu. Destinasi ini akan dirilis Minggu (28/10).
Pasar Melayu akan memberikan nuansa kolonial. Namun, tetap dengan sentuhan kekinian. Pasar Melayu berada di Benteng Oranje, Jalan Hasan Boesoeri, Gamalama, Ternate Tengah, Ternate.
Ketua Umum GenPI Maluku Utara M Sofyan Ansar, menjamin Pasar Melayu akan destinasi terbaik bagi pengunjung.
“Ternate memiliki destinasi baru. Konsepnya kekinian dengan nama Pasar Melayu. Meski kekinian, tapi venue-nya spesial karena berada di situs sejarah besar Benteng Oranje. Kami berharap kehadiran dari Pasar Melayu semakin menambah warna industri pariwisata di Maluku Utara. Sebab, Pasar Melayu ini merupakan destinasi terbaik,” ungkap M Sofyan Ansar, yang biasa disapa Jacky, Senin (15/10) malam.
Menurutnya, sebelum grand launching, Pasar Melayu akan dipanaskan dengan berbagai kegiatan, Minggu (21/10). Sejumlah komunitas akan terlibat. Agendanya mulai kopi darat, talk show, hingga pesta barbeque.
“Pasar Melayu sudah siap launching. Tapi, sebelumnya ada pra event. Agenda ini jadi sarana terbaik para komunitas untuk bersilaturahmi. Pra event ini juga menjadi rangkaian jelang grand launching Pasar Melayu pada 28 Oktober nanti,” jelas Jacky.
Menjadi warna baru Kota Seribu Benteng, agenda padat juga disiapkan untuk launching. Pasar Melayu akan mengadakan Jangkeloi Festival, Parade Mobil Hias, juga Festival Layang-Layang.
Untuk menambah semarak suasana, Tarian Soya Soya akan disajikan. Sebanyak 30 penari akan memberikan yang terbaik.
Tari Soya Soya ini unik. Soya Soya merupakan tarian perang. Soya Soya ini semakin indah dengan Ngana Ngana yang dianalogikan pedang dan Salawaku (perisai).
Tari ini jadi gambaran jiwa nasionalis masyarakat Maluku Utara dalam berperang melawan penjajah. Soya Soya juga menjadi media penyambung sejarah antar generasi.
Menambah kemeriahan, Pasar Melayu menyajikan atraksi drone yang membawa bendera Pesona Indonesia dan Pasar Melayu. Pengunjung juga akan disuguhi Tari Yakis Bacan. Yakis ini diartikan sebagai monyet atau Makaka Nigra, lalu Bacan sebuah daerah di Maluku Utara. Pada malam hari, digelar kopi darat yang melibatkan 20 komunitas dan dilanjutkan deklarasi Pasar Melayu.
“Pasar Melayu ini nantinya diarahkan sebagai pusat kreasi. Menampung berbagai kreativitas masyarakat dan beragam budaya di Maluku Utara. Yang jelas, posisi Pasar Melayu ini sudah memenuhi aspek legal dan administrasi. Setelah launching, pasar ini bisa langsung beroperasi,” tegas Jacky.
Jacky berharap Menteri Pariwisata Arief Yahya berkesempatan datang untuk meresmikan destinasi digital ini.
“Rencananya, Walikota Ternate akan datang di acara launching. Kami juga berharap Pak Menteri Pariwisata berkenan datang untuk melaunching Pasar Melayu. Prosesi launchingnya unik dengan membunyikan tifa dan diiringi meriam bambu,” katanya lagi.
Pasar Melayu rencananya akan beroperasi penuh mulai Sabtu (3/11) dan Minggu (4/11). Mulai pukul 08:00 WIT hingga 24:00 WIT.
Berada di Benteng Oranje, Pasar Melayu sangat berpotensi mendatangkan banyak pengunjung. Sebab, Benteng Oranje sendiri memiliki nilai historis yang tinggi.
Benteng Oranje didirikan pada 26 Mei 1607 oleh Gubernur Jenderal Belanda Cornelis Matclief de Jonge. Benteng ini dulunya menjadi pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda. Nama Oranje diberikan Francois Wiltlentt pada 1609. Lalu, pada tahun 1822, benteng ini pernah digunakan sebagai tempat pengasingan Sultan Badarudin II asal Palembang.
Dalam perjalanan sejarahnya, benteng ini pernah dihuni oleh orang-orang Melayu. Tak heran jika Benteng Oranje juga dikenal dengan nama Benteng Melayu.
Di Benteng Oranje, pengunjung bisa menikmati eksotisnya kediaman gubernur Belanda. Bangunannya tetap terawat baik, meski fungsinya berbeda.
“Benteng Oranje ini memang sangat eksotis. Pengunjung bisa merasakan bagaimana suasana benteng waktu itu. Lalu, destinasi ini juga sudah dilengkapi beragam infrastruktur terbaik,” terang Jacky.
Rencana aktivasi Pasar Melayu pun mendapat apresiasi dari Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar berharap, Pasar Melayu bisa menggeliatkan perekonomi masyarakat disekitarnya.
“Ternate dan Maluku Utara ini sangat eksotis. Kehadiran Pasar Melayu akan membuat pariwisata makin eksotis. Pasar ini akan menjadi kekuatan ekonomi baru. Sebab, melibatkan peran aktif masyarakat. Kami tentu menyambut gembira aktivasi dari Pasar Melayu. Selamat datang,” tutup tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya yang sukses membawa Kemenpar No. 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryOfTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok. (Aq)